Selasa, 26 Mei 2020

MERAIH BERKAH DENGAN BERSEDEKAH


📝 Pertanyaan:
Pak Ustâdz, Alhamdulillâh dengan kemurahan dan belas kasihan Allâh kepada saya dan keluarga, saya memperoleh kecukupan rezeki dan kadang Allâh beri tambahan rezeki kepada saya dan keluarga, saya sekeluarga senang dengan adanya tambahan ini, sebagai rasa terima kasih saya sekeluarga kepada Allâh maka saya senang menyedekahkan tambahan ini. Prinsip saya sekeluarga hendaklah sedekah yang saya serahkan bisa berpahala sangat besar, bagaimana caranya saya sekeluarga dengan menyedekahkan tambahan ini bisa mencapai tingkatan yang paling utama dan berpahala sangat besar? Terima kasih pak Ustâdz. 

📋Jawaban:
Setiap orang baik tentu memiliki harapan seperti yang kamu harapkan, supaya kamu memperoleh pahala yang sangat besar dan kamu bisa meraih berkah dengan bersedekah maka perlu bagimu untuk mengetahui adab-adab bersedekah, di antara adab-adabnya adalah:

Ikhlas karena Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ. 

Bila seseorang ikhlas dalam bersedekah, walaupun sedekah yang dia berikan itu sangat kecil namun karena keikhlasannya maka Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ akan berikan kepadanya pahala yang besar. Oleh karena itu para salaf menyebutkan: "Betapa banyak amalan kecil menjadi besar dikarenakan niat." 
Berkata Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam: 

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

"Sesungguhnya berbagai amalan tergantung pada niatnya, dan bahwasanya bagi setiap orang tergantung pada apa yang dia niatkan." Riwayat Al-Bukhârî dan Muslim dari 'Umar Ibnul Khaththâb Radhiyallâhu 'Anhu.

Tidak mengharap balasan dari orang yang disedekahi namun mengharap balasan hanya dari Allâh 'Azza wa Jalla.

Berkata Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

"Apa saja dari sesuatu yang kalian nafkahkan maka Allâh yang akan menggantinya dan Dia adalah sebaik-baik Pemberi rezki." (Surat Sabâ': 39).

Berupaya memberikan sedekah dalam keadaan diam-diam dan sembunyi-sembunyi. 

Berkata Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ

"Tujuh orang yang Allâh menaungi mereka di dalam naungan-Nya, pada suatu hari yang tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya..." 
Disebutkan di antaranya:

وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللّٰهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

"Seseorang yang dia bersedekah dalam keadaan sembunyi-sembunyi sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dinafkahkan oleh tangan kanannya. Dan seseorang yang dia berdzikir kepada Allâh dalam keadaan bersepi-sepian lalu meneteslah air matanya." Riwayat Al-Bukhârî dan Muslim dari Abû Hurairah Radhiyallâhu 'Anhu. 
Orang yang bersedekah dalam keadaan sembunyi-sembunyi ini lebih menjaga hati dari bahaya pujian dan sanjungan orang lain, karena seseorang terkadang diawal akan bersedekah dalam keadaan ikhlas namun ketika ada yang melihatnya diapun berubah niatnya hingga muncul riyâ' (ingin dilihat) atau setelah bersedekah muncul padanya sum'a (ingin didengar kalau dia sudah bersedekah), tentu ini sangat membahayakan, oleh karena itu Ibnu 'Abdil Barr Rahimahullâh berkata:  

قَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: إِخْفَاءُ الْعَمَلِ نَجَاةٌ وَإِخْفَاءُ الْعِلْمِ هَلَكَةٌ

"Berkata sebagian orang-orang bijak: Menyembunyikan amalan adalah keselamatan dan menyembunyikan ilmu adalah kebinasaan."
Diperkecualikan bersedekah secara terang-terangan dalam rangka memberi contoh atau memotivasi orang lain supaya bersedekah sebagaimana dia telah bersedekah, Al-Imâm Ahmad dan Muslim meriwayatkan dari Jarîr bin 'Abdillâh bahwa sekelompok orang dari kalangan Arab pedalaman datang dalam keadaan mereka memerlukan makanan maka Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam memotivasi para shahabatnya untuk bersedekah lalu bersegeralah seorang laki-laki dari kalangan Anshâr memberi sedekah, yang lainnya ikut memberi sedekah, dengan sebab itu Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam bekata:

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ

"Barangsiapa membuat teladan di dalam Islâm dengan teladan yang baik maka untuknya pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya setelahnya dengan tanpa dikurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka yang mengamalkannya."

Memberikan sedekah dengan sesuatu yang baik lagi bisa digunakan.

Berkata Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

"Sekali-kali kalian tidak sampai kepada kebaikan yang sempurna hingga kalian menafkahkan dari apa-apa yang kalian cintai. Apa saja yang kalian nafkahkan maka sesungguhnya Allâh adalah 'Alîm (Maha Mengetahui) tentangnya." (Ãli 'Imrân: 92).

Bersedekah dengan sesuatu yang halâl. 

Berkata Rasûlullâh Muhammad Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا

"Wahai manusia, sesungguhnya Allâh adalah Thayyib (Maha Baik), Dia tidak menerima kecuali yang baik-baik." Riwayat Ahmad dan Muslim dari Abû Hurairah Radhiyallâhu 'Anhu.

Mengutamakan dalam menyerahkan sedekah kepada orang yang paling memerlukan.

Para shahabat yang bersedekah di awal-awal Islâm itu lebih utama dan lebih besar pahalanya, karena pada awal-awal Islâm itu sangat dibutuhkan bantuan dan dukungan, Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam ketika sampai di negeri tempat beliau berhijrah maka beliau langsung meminta kepada Banî An-Najjâr untuk membeli sebidang tanah mereka karena beliau sangat memerlukan tanah tersebut untuk membangun masjid yang akan digunakan untuk beribadah kepada Allâh dan untuk diajarkan ayat-ayat Allâh di dalamnya, Banî An-Najjâr sangat mengerti bahwa betapa penting dan perlunya Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam terhadap suatu masjid maka mereka berkata kepada Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam: 

وَاللّٰهِ لاَ نَطْلُبُ ثَمَنَهُ إِلاَّ إِلَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ

"Demi Allâh, tidaklah kami meminta harganya melainkan hanya untuk Allâh 'Azza wa Jalla." Riwayat Al-Bukhârî dan Muslim dari Anas bin Mâlik Radhiyallâhu 'Anhu.
Mereka memberikan cuma-cuma tanah dan kebun mereka, tanpa mereka meminta bayaran dan harga darinya, dengan demikian dibangunlah masjid di atas tanah mereka, merekapun memperoleh manfaat dan kebaikan yang banyak, di samping mereka memperoleh ilmu karena dapat mengikuti pengajaran terhadap ayat-ayat Allâh di dalam masjid tersebut, mereka juga telah menanam kebaikan yang pahalanya terus menerus mengalir, berkata Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةِ أَشْيَاءَ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

"Jika telah mati seseorang maka terputuslah darinya amalannya kecuali dari tiga perkara: Dari sedekah yang terus mengalir pahalanya, dari ilmu yang diambil manfaat padanya dan dari anak shalîh yang mendoakannya." Riwayat Muslim dari Abû Hurairah Radhiyallâhu 'Anhu.
Sampai hari kita ini tanah yang mereka sumbangkan tersebut terus dimakmurkan, manusia dari berbagai penjuru datang beribadah di atas tanah mereka yang sudah dibangunkan masjid padanya, mereka memperoleh keutamaan dan pahala yang sangat besar dikarenakan ketika mereka bersedekah bertepatan dengan waktu yang sangat tepat yaitu di saat sangat diperlukannya sedekah ketika itu, maka tidak heran kalau Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam memuji mereka sambil berkata: 

لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِى فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ أَنْفَقَ أَحَدُكُمْ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيفَهُ

"Janganlah kalian mencela para shahabatku, demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya kalaulah salah seorang di antara kalian menginfakkan emas semisal dengan gunung Uhud maka tidaklah mencapai segenggam pahala salah seorang di antara mereka dan tidak pula setengahnya." Riwayat Al-Bukhârî dan Muslim dari Abû Sa'îd Al-Khudrî Radhiyallâhu 'Anhu.

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada tanggal 21 Muharram 1438 di Limboro Huamual Maluku. 

⛵⛵⛵
http://t.me/majaalisalkhidhir

http://alkhidhir.com/fiqih/meraih-berkah-dengan-bersedekah/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar