Senin, 18 Mei 2020

HUKUM SHALAT DI DALAM SHAFF YANG RENGGANG

Pertanyaan:
Mau nanya, di kampung saya masjid masih ditegakkan shalat berjamâ'ah, namun shaffnya renggang, sementara sebagian Ustâdz mengatakan kalau kondisi demikian lebih afdhal shalat di rumah, menurut syar'înya bagaimana Ustâdz? Jazâkumullâhu khairan atas jawabannya. 

Jawaban:
Dijadikan shaff renggang pada shalat berjamâ'ah merupakan perkara yang telah kami ingkari, pernah kami ke suatu masjid untuk shalat lalu kami dipersilahkan untuk mengimami, ternyata ada dari jamâ'ah yang membuat jarak, kita katakan kepadanya: "Kamu sakit atau positif virus corona?" Jawabnya: "Tidak Ustâdz", "Kalau kamu merasa sakit atau sudah positif virus corona silahkan menyingkir keluar masjid, adapun kalau merasa sehat silahkan rapatkan shaff." Itu yang kita katakan, karena jarak atau kerenggangan yang dibuat pada shaff di shalat berjamâ'ah sedemikian rupa bukanlah jaminan terhindar dari penyebaran virus, justru itu was-was yang muncul dari setan, karena setan berkeinginan untuk masuk ke setiap kerenggangan shaff, berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

فَوَالَّذِي نَفْسِي بيَدِهِ إِنَّي لأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ منْ خَلَلِ الصَّفِّ

"Demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya aku benar-benar melihat setan masuk di celah-celah shaff."
Oleh karena itu dalam suatu riwayat disebutkan:

وَلا تَذَرُوا فَرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ

"Janganlah kalian membiarkan celah-celah bagi setan."

Walaupun shaff dibuat renggang seperti itu di masjid-masjid kaum Muslimîn, kita memilih tetap datang shalat berjamâ'ah bersama mereka, karena keberadaan shaff seperti itu sama halnya dengan shalat di antara tiang. Anak-anak belum tamyîz dan juga tiang yang berada di dalam shaff itu adalah pemutus shaff, hanya saja bukanlah pembatal shalat berjamâ'ah, sebagaimana telah banyak kami jelaskan. 
Kita pernah mencoba ingin merapatkan shaff namun kita ditegur: "Pak ke belakang." Dan kita ikuti ke belakang karena kita mengetahui bahwa shaff dibuat seperti itu memang sesuai keinginan pemerintah, karena sebagian kaum Muslimîn tetap berupaya untuk shalat berjamâ'ah maka dibuat aturan sedemikian rupa, dan kita ingkari pengaturan shaff seperti itu, namun kita tetap ikut berjamâ'ah mengingat perkataan 'Abdullâh bin Mas'ûd Radhiyallâhu 'Anhu ketika beliau dikatakan kenapa ikut shalat 4 raka'at di belakang 'Utsmân Radhiyallâhu 'Anhu di Minâ, beliau berkata:

الْخِلَافُ شَرٌّ

"Berselisih adalah kejelekan."

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada hari Senin tanggal 25 Ramadhân 1441 / 18 Mei 2020 di Mutiara Gading Timur Bekasi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar