Minggu, 10 Mei 2020

MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA ART


Pertanyaan:
Izin bertanya, jika kita membayarkan zakat ART (Asisten Rumah Tangga) dalam bentuk beras 2,5 kg, bolehkah zakat berupa beras itu diserahkan untuk ART (Asisten Rumah Tangga) yang bersangkutan? 
Kalau zakat atau infaq dan sejenisnya kita ingin atasnamakan seluruh keluarga kita yang telah meninggal bisa tidak? Perlu ada lafazh umum seperti itu atau bagaimana?

Jawaban:
Tidak mengapa bagi kita membayarkan zakat seseorang dengan menyerahkan zakatnya kepada dia sendiri dengan maksud supaya dia memberikannya kepada keluarganya, sehingga itu teranggap zakat darinya untuk keluarganya, Al-Bukhârî Rahimahullâh di dalam "Shahîh"nya (no. 1936) meriwayatkan tentang kisah seseorang yang berpuasa lalu dia menjima'i isterinya di siang hari bulan Ramadhân lalu diperintahkan oleh Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam untuk menebus kesalahannya dengan membebaskan hamba sahaya, namun dia tidak sanggup, diperintahkan untuk puasa dua bulan berturut-turut juga tidak sanggup, diperintahkan untuk memberi makan 60 orang miskîn juga tidak sanggup, lalu datang orang lain memberi sedekah dengan sekeranjang kurma, maka Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam berkata kepada orang tersebut:

خُذْهَا فَتَصَدَّقْ بِهِ

"Ambillah lalu bersedekahlah kamu dengannya."
Dia berkata:

أَعَلَى أَفْقَرَ مِنِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَوَاللَّهِ مَا بَيْنَ لاَبَتَيْهَا أَهْلُ بَيْتٍ أَفْقَرُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي

"Apakah kepada orang yang lebih membutuhkan dariku wahai Rasûlullâh, demi Allâh tidak ada suatu keluarga di Madînah yang lebih membutuhkan daripada keluargaku."
Maka Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam tertawa sampai terlihat gigi beliau, kemudian beliau berkata:

أَطْعِمْهُ أَهْلَكَ

"Berikanlah sedekah itu kepada keluargamu." 

Adapun bagi keluarga yang sudah wafat maka tidak ada lagi zakat yang harus dikeluarkan untuk mereka, karena zakat merupakan kekhususan bagi yang masih hidup, berkata 'Abdullâh bin 'Umar Radhiyallâhu 'Anhumâ:

فَرَضَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدَقَةَ الْفِطْرِ عَلَى الذَّكَرِ وَالأُنْثَى، وَالْحُرِّ وَالْمَمْلُوكِ

"Nabî Shallallâhu' Alaihi wa Sallam telah mewajibkan zakat fithri atas laki-laki dan perempuan, atas orang merdeka dan hamba sahaya." Riwayat Al-Bukhârî (no. 1511). 
Dalam suatu riwayat:

عَلَى الصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ

"Atas anak kecil dan orang besar." Riwayat Al-Bukhârî (no. 1512). 
Adapun bersedekah dengan meniatkan pahalanya untuk keluarga yang sudah wafat maka ini termasuk dari amal shâlih dan pahalanya sampai kepada keluarga tersebut, berkata 'Âisyah Radhiyallâhu 'Anhâ:

أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ أُمِّي افْتُلِتَتْ نَفْسُهَا، وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، فَهَلْ لَهَا أَجْرٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا، قَالَ: نَعَمْ

"Bahwasanya seseorang berkata kepada Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam: Sesungguhnya ibuku wafat secara tiba-tiba, aku yakin kalau beliau sempat berbicara maka akan mewasiatkan untuk bersedekah, apakah beliau akan mendapatkan pahala jika aku bersedekah untuknya? Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam menjawab: "Iya, beliau mendapatkan pahalanya." Riwayat Al-Bukhârî (no. 1388).

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh sebelum kajian Al-Mumti' Syarhul Qawâ'idil Arba' pada malam Senin tanggal 18 Ramadhân 1441 / 11 Mei 2020 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar