Minggu, 17 Mei 2020

HUKUM ORANG YANG I'TIKAF MEMESAN DIBELIKAN MAKANAN DI LUAR MASJID


Pertanyaan:
Teman saya lagi i’tikaf, buat buka puasa, dia titip ke saya untuk beli telur, nanti saya akan serahkan telurnya ke dia di masjid, lalu dia bayar ke saya.
Apakah transaksi ini termasuk transaksi di dalam masjid yang dilarang? Mohon dijelaskan juga hukumnya pesan makanan di Go food atau beli ke teman yang jualan di status WA bagi orang yang i'tikaf?

Jawaban:
Yang terlarang di dalam masjid adalah transaksi barang yang diperjual belikan itu ada di dalam masjid, yakni dijual di dalam masjid, Al-Imâm Ahmad Rahmatullâh 'Alaih meriwayatkan dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya Radhiyallâhu 'Anhum, beliau berkata:

نهَى رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الشِّرَاءِ وَالْبَيْعِ فِي الْمَسْجِدِ

Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam melarang melakukan jual beli di dalam masjid."

Hikmah dari larangan tersebut supaya masjid tidak dijadikan seperti pasar yang terdapat berbagai barang untuk diperjual belikan di dalamnya, berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam

إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيْعُ أَوْ يَبْتَاعُ فِيْ الْمَسْجِدِ فَقُولُوا: لاَ أَرْبَحَ اللّٰهُ تِجَارَتَكَ وَإِذَا رَأَيْتُم مَنْ يُنْشِدُ فِيْهِ ضَالَةً فَقُولُوا: لاَ رَدَّ اللّٰهَ عَلَيْكَ

“Jika kalian melihat orang yang menjual atau membeli di dalam masjid maka katakanlah oleh kalian: "Semoga Allâh tidak memberikan keuntungan pada perdaganganmu. Dan jika kalian melihat orang yang mengumumkan barang yang hilang di dalam masjid maka katakanlah oleh kalian: "Semoga Allâh tidak mengembalikan kepadamu."

Jadi yang terlarang itu ketika jual beli yang langsung ada barangnya di dalam masjid, penjual dan pembeli langsung bertransaksi dengan barang yang ada, adapun kalau bentuknya seperti yang penanya sebutkan maka itu berbentuk pemesanan yang tidak masuk ke dalam larangan, keberadaannya seperti orang memberi dan membayar hutang di dalam masjid, Al-Imâm Muslim meriwayatkan dari 'Abdullâh bin Ka'b bin Mâlik dari ayahnya:

أَنَّهُ تَقَاضَى ابْنَ أَبِي حَدْرَدٍ دَيْنًا كَانَ لَهُ عَلَيْهِ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ فَارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُهُمَا حَتَّى سَمِعَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي بَيْتِهِ فَخَرَجَ إِلَيْهِمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى كَشَفَ سِجْفَ حُجْرَتِهِ وَنَادَى كَعْبَ بْنَ مَالِكٍ فَقَالَ: يَا كَعْبُ. فَقَالَ لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَأَشَارَ إِلَيْهِ بِيَدِهِ أَنْ ضَعِ الشَّطْرَ مِنْ دَيْنِكَ. قَالَ كَعْبٌ قَدْ فَعَلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قُمْ فَاقْضِهِ

"Bahwasanya Ka'b bin Mâlik pada zaman Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam pernah menagih hutang kepada Ibnu Abî Hadrad di dalam masjid maka meninggilah suara mereka berdua sehingga Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam mendengarnya dari rumah beliau. Lalu beliau keluar menemui mereka berdua,
dan beliau membuka tirai kamarnya sambil memanggil Ka'b bin Mâlik, beliau berkata: “Wahai Ka'b”. Ka'b menjawab: “Saya sambut panggilan-Mu yâ Rasûlullâh”. Kemudian beliau berisyarat dengan tangannya: “Biarkanlah separuh dari hutangmu”. Ka'b menjawab: “Aku laksanakan ya Rasûlullâh”. Beliau berkata kepada Ibnu Abî Hadrad: “Berdirilah dan bayarlah kepadanya”.

Ini terjadi di dalam masjid, dan ini menunjukkan tentang kebolehannya, Wallâhu A'lam.

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada malam Kamis 25 Ramadhân 1440 / 30 Mei 2019 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar