Jumat, 15 Mei 2020

AMALAN-AMALAN BAGI WANITA HAID DI 10 HARI TERAKHIR RAMADHÂN


Pertanyaan:
Untuk wanita haid di 10 malam terakhir di bulan Ramadhân, apa masih ada kesempatan buat mengejar Lailatul Qadr, karena dia tidak bisa shalat dan tidak baca Al-Qur'ãn?

Jawaban:
Wanita yang mengharapkan kebaikan dan keutamaan dari Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ pasti akan sedih bila datang haidnya di waktu yang memiliki keutamaan seperti pada waktu Lailatul Qadr, karena dia tidak leluasa ber'ibâdah sebagaimana biasanya, Ummul Mu'minîn 'Âisyah Radhiyallâhu 'Anhâ pernah berkata:

خَرَجْنَا لاَ نَرَى إِلاَّ الْحَجَّ، فَلَمَّا كُنَّا بِسَرِفَ حِضْتُ، فَدَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبْكِي قَالَ: مَا لَكِ أَنُفِسْتِ. قُلْتُ نَعَمْ. قَالَ: إِنَّ هَذَا أَمْرٌ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَى بَنَاتِ آدَمَ، فَاقْضِي مَا يَقْضِي الْحَاجُّ، غَيْرَ أَنْ لاَ تَطُوفِي بِالْبَيْتِ

"Kami safar ke Makkah dan tidaklah kami menginginkan kecuali untuk haji, tatkala kami sampai di tempat tujuan, akupun haid, lalu Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam menemuiku dalam keadaan aku menangis, beliau berkata: "Ada apa denganmu, apakah kamu haid? Aku berkata: "Iya", beliau berkata: "Sesungguhnya ini adalah perkara yang telah Allâh tetapkan untuk para wanita, oleh karena itu kerjakanlah apa yang dilakukan oleh orang yang haji kecuali jangan kamu thawâf di Ka'bah." Riwayat Al-Bukhârî (no. 294).

Mâsyâ Allâh, saudari-saudari kita kaum Muslimah tentu akan terhibur dengan hadîts tersebut, siapa yang tidak sedih bila merasa akan ketinggalan keutamaan yang besar seperti keutamaan pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhân ini? Ummul Mu'minîn 'Âisyah Radhiyallâhu 'Anhâ menangis karena merasa tidak akan mendapatkan keutamaan haji secara sempurna, namun ternyata beliau masih memiliki peluang untuk beramal dengan amalan-amalan haji lainnya. Demikian pula para wanita yang haid di 10 hari terakhir bulan Ramadhân ini masih memiliki peluang besar untuk beramal kebaikan yang banyak, karena wanita haid yang dilarang baginya adalah puasa, shalat, dan thawâf hukumnya sama dengan shalat, menjadi terlarang pula bagi wanita haid untuk melakukannya, akan tetapi amalan-amalan yang lainnya masih banyak yang dianjurkan untuk dilakukan oleh wanita haid, di antaranya:

1) Membaca Al-Qur'ãn dengan tanpa menyentuh mushhaf, Al-Bukhârî Rahimahullâh menukilkan di dalam "Shahîh"nya suatu bâb dari perkataan Ibrâhîm An-Nakha'î Rahimahullâh:

لاَ بَأْسَ أَنْ تَقْرَأَ الآيَةَ. وَلَمْ يَرَ ابْنُ عَبَّاسٍ بِالْقِرَاءَةِ لِلْجُنُبِ بَأْسًا

"Tidak mengapa seorang wanita haid untuk membaca ayat, dan Ibnu 'Abbâs tidak mempermasalahkan sama sekali orang yang junub untuk membaca Al-Qur'ãn."

2) Menikmati bacaan Al-Qur'ãn dari seorang qârî, berkata Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:

وَإِذَا قُرِئَ ٱلۡقُرۡءَانُ فَٱسۡتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ

"Jika dibacakan Al-Qur'ãn maka dengarkanlah oleh kalian terhadap bacaannya, diamlah kalian dengan terfokus mendengarkannya supaya kalian dirahmati." [Surat Al-A'râf: 204].

3) Memperbanyak berdzikir, berkata 'Âisyah Radhiyallâhu 'Anhâ:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ اللَّهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ

"Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam dahulu berdzikir kepada Allâh pada seluruh keadaannya." Riwayat Muslim (no. 852) dan Al-Bukhârî meriwayatkan pula secara mu'allaq.

4) Bersedekah, berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

"Sesungguhnya Allâh tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada bentuk-bentuk kalian, akan tetapi Allâh melihat kepada hati kalian dan amalan kalian." Riwayat Al-Bukhârî (no. 6707).
Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam juga berkata:

كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ

"Setiap kebaikan adalah sedekah." Riwayat Al-Bukhârî (no. 6021) dari Jâbir bin 'Abdillâh Radhiyallâhu 'Anhumâ dan Muslim (no. 2375) dari Hudzaifah Ibnul Yamân Radhiyallâhu 'Anhumâ.

Apabila para wanita mu'minah beramal dengan amalan-amalan tersebut dan itu bertepatan dengan Lailatul Qadr maka tentu mereka mendapatkan keutamaan beramal yang lebih baik dari 1.000 bulan, berkata Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:

لَیۡلَةُ ٱلۡقَدۡرِ خَیۡرࣱ مِّنۡ أَلۡفِ شَهۡرࣲ

"Lailatul Qadr itu lebih baik dari 1.000 bulan." [Surat Al-Qadr: 3].

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada hari Sabtu tanggal 23 Ramadhân 1441 / 16 Mei 2020 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar