Selasa, 04 Februari 2020

SYAIKHUL ISLÂM IDOLA ORANG-ORANG ISLÂM


📱 Pertanyaan:
Bagaimana cara kita menasehati orang yang sangat benci dengan Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah Rahimahullâh, namun orang itu menjadikan pendiri kerajaan Majapahit sebagai idolanya?

📲 Jawaban:
Dinasehati bahwa sikapnya itu adalah sangat salah dan akan membahayakan akidahnya, ini dilihat dari dua pandangan, yaitu pandangan sesuai syarî'at dan sesuai akal sehat, berkata Allâh Ta'âlâ:

لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ

"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin." [Al-'Imrân: 28].

Secara akal sehat nampak jelas bahwa Syaikhul Islâm Rahimahullâh sebagai seorang muslim lagi mukmin sedangkan pendiri kerajaan Majapahit adalah orang musyrik.
Dan juga kalau dilihat dari sisi sejarah sebab Kubilai Khân selaku penguasa kekaisaran Mongol tidak lagi mengirim pasukan untuk memerangi Raden Wijaya selaku pendiri kerajaan Majapahit karena kekaisaran Mongol ketika itu mendapatkan banyak ancaman dan perlawanan dari dunia Islâm, terkhusus Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah Rahimahullâh berhasil mengomando dan membawa umat Islâm untuk berjihâd melawan pasukan Mongol yang mereka namai dengan pasukan Tartar.

Perlawanan Raden Wijaya terhadap pasukan Kubilai Khân terjadi sekitar tahun 1293 Masehi di Jawa Timur, sementara perlawanan Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah Rahimahullâh terhadap pasukan Kubilai Khân pada tahun 1299 Masehi, Syaikhul Islâm Rahimahullâh memimpin langsung pasukan dalam memerangi pasukan Mongol di Syakhab, dekat kota Damaskus, ini pada tahun 1299 Masehi dan beliau meraih kemenangan yang gemilang. Pada tahun 1313 Masehi beliau juga bertempur di kota Jerussalem dan meraih kemenangan yang menggembirakan.

Kalau seandainya tidak ada perlawanan dari Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyyah dan juga tidak ada perlawanan dari umat Islâm di Timur Tengah terhadap pasukan Kubilai Khân maka tentu Kubilai Khân akan mengirim pasukan berikutnya untuk melampiaskan dendamnya kepada Rajen Wijaya, namun karena dia lebih memvokuskan perlawanan di neraga-neraga Islâm maka kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Raden Wijaya pun dibiarkan, Wallâhu A'lam.

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada tanggal 5 Jumâdal Úlâ 1438 di Binagriya Pekalongan.

http://t.me/majaalisalkhidhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar