Sabtu, 01 Februari 2020

RINGKASAN NASEHAT PERNIKAHAN


1. Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ mewasiatkan kepada manusia untuk bertakwa kepada-Nya lalu Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ ingatkan penciptaan mereka dari seorang diri yaitu Ãdam 'Alaihish Shalâtu was Salâm:

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِی خَلَقَكُم مِّن نَّفۡسࣲ وَ ٰ⁠حِدَةࣲ وَخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا 

"Wahai manusia bertakwalah kalian kepada Rabb kalian yang Dia telah menciptakan kalian dari seorang jiwa lalu Dia menciptakan darinya seorang isteri." [Surat An-Nisâ': 1]. 

2. Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ tidak langsung menciptakan Ãdam 'Alaihish Shalâtu was Salâm bersamaan dengan Hawâ, hikmahnya bahwa keberadaan manusia itu berawal dari bersendirian kemudian Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ jadikan untuknya pasangan sebagai penyempurna. 

3. Allâh 'Azza wa Jalla menjadikan pernikâhan di antara manusia dengan dua maksud:

Pertama: Sebagai penyempurna penciptaan-Nya kepada manusia. 

Kedua: Sebagai penyempurna peribadahan manusia kepada-Nya.

Pada maksud yang pertama sebagai penyempurna penciptaan kepada manusia, tatkala diciptakan Ãdam 'Alaihish Shalâtu was Salâm maka beliau merasa kurang, karena tidak ada yang mendampingi hidupnya, lalu Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ sempurnakan kekurangan itu dengan menciptakan Hawâ dari diri Ãdam 'Alaihimash Shalâtu was Salâm, kemudian menjadikan keduanya sebagai suami isteri, sehingga mereka berdua semakin mendapatkan berbagai kebaikan, berkata Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:

وَقُلۡنَا یَـٰۤـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَیۡثُ شِئۡتُمَا

"Kami berkata: "Wahai Ãdam, menetaplah kamu dan isterimu di Surga ini, dan makanlah dari makanan-makanannya yang banyak lagi baik yang mana saja kalian sukai." [Surat Al-Baqarah: 35]. 
Dengan sebab menikah maka sempurnalah kebaikan pada penciptaan. 

Kemudian maksud yang kedua yaitu sebagai penyempurna peribadahan manusia kepada Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ, berkata Abû Bakr Ibnu Abî Syaibah Rahimahullâh di dalam "Mushannaf"nya (no. 497):

حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ هِشَامِ بْنِ حُجَيْرٍ، عَنْ طَاوُوسٍ، قَالَ: لاَ يَتِمُّ نُسُكُ الشَّابِّ حَتَّى يَتَزَوَّجَ

"Telah menceritakan kepada kami Sufyân, dari Hisyâm bin Hujair, dari Thâwûs, beliau berkata: "Tidak akan sempurna ibadah seorang pemuda sampai dia menikah."

Ketika dua maksud pernikahan itu ada pada seseorang maka sempurnalah kehidupan dan agamanya.

4. Ketika seseorang sudah diberi kesempurnaan dengan direzkikan isteri sebagaimana Ãdam 'Alaihish Shalâtu was Salâm, maka tentu dia akan mendapatkan ujian, karena Iblîs La'anahullâh tidak akan pernah ridhâ dan senang kepadanya. 
Ingatlah tatkala Ãdam 'Alaihish Shalâtu was Salâm telah memperoleh kesempurnaan pada penciptaan dan peribadahan kepada Allâh maka Iblîs La'anahullâh murka kepadanya dan berupa untuk mengeluarkannya dari Surga, hingga setan sebagai tentara Iblîs membujuk dan memberi was-was kepada Ãdam 'Alaihish Shalâtu was Salâm:

فَوَسۡوَسَ إِلَیۡهِ ٱلشَّیۡطَـٰنُ قَالَ یَـٰۤـَٔادَمُ هَلۡ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلۡخُلۡدِ وَمُلۡكࣲ لَّا یَبۡلَىٰ

"Lalu setan memberi was-was kepada Ãdam, setan berkata: Wahai Ãdam, maukah aku tunjukkan kepadamu dengan suatu pohon Khuldi (pohon kekekalan) dan kerajaan yang tidak akan pernah runtuh." [Surat Thâhâ: 120]. 
Ãdam dan Hawâ 'Alaihimash Shalâtu was Salâm mendekati dan memakan buah Khuldi hingga keduanya dikeluarkan dari Surga. 

5. Iblîs La'anahullâh tidak akan pernah ridhâ dengan Ãdam dan keturunannya, Iblîs La'anahullâh akan terus mengutus pasukannya untuk menyesatkan anak keturunan Ãdam, dan yang paling hebatnya pasukan Iblîs adalah yang bisa merusak kesempurnaan anak keturunan Ãdam, yaitu menceraikan seorang suami dengan isterinya, dari Jâbir Radhiyallâhu 'Anhu, dari Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, beliau berkata:

إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ

"Sesungguhnya Iblîs meletakan singgasananya di atas air kemudian dia mengutus pasukannya, yang paling dekat kedudukan dengannya di antara mereka adalah yang paling besar tipu dayanya, datang salah seorang dari mereka lalu mengatakan: "Aku telah berbuat ini dan itu." Iblîs berkata: "Kamu belum melakukan sesuatu apa pun." Lalu datang yang lain, dia mengatakan: "Aku tidak membiarkan seseorang sampai aku memisahkan antara dirinya dengan isterinya." Maka Iblîs mendekatkannya dengan dirinya, sambil berkata: "Sebaik-baik orang adalah kamu." Riwayat Muslim (no. 7284).

6. Iblîs dan pasukannya akan terus berupaya untuk merusak kesempurnaan pasangan suami isteri dengan memunculkan problematika rumah tangga, menjadikan perkara kecil sebagai penyebab perselisihan di dalam rumah tangga, Iblîs dan pasukannya tidak akan pernah ridhâ kepada anak keturunan Ãdam hingga terus memprovokasi anak keturunan Ãdam secara umumnya dan suami isteri secara khusus, berkata Jâbir Radhiyallâhu 'Anhu:

إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ أَيِسَ أَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّونَ وَلَكِنْ فِي التَّحْرِيشِ بَيْنَهُمْ

"Sesungguhnya setan telah berputus asa dari diibadahi oleh orang-orang yang shalat, akan tetapi dengan memprovokasi di antara mereka." Riwayat Muslim (no. 7281).

7. Iblîs dan pasukannya akan terus berupaya menjerumuskan anak keturunan Ãdam ke dalam kezhaliman, sebagaimana setan telah memberikan was-was kepada Ãdam dan isterinya 'Alaihimash Shalâtu was Salâm hingga keduanya mendekati pohon Khuldi dan memakannya. Oleh karena itu ketika suami isteri atau salah satu dari keduanya terjatuh ke dalam kezhaliman maka hendaklah bersegera berdoa dengan doa Ãdam dan Hawâ 'Alaihimash Shalâtu was Salâm:

رَبَّنَا ظَلَمۡنَاۤ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِینَ

"Wahai Rabb kami, kami telah menzhalimi diri kami, jika Engkau tidak memberikan ampunan kepada kami maka tentu kami benar-benar termasuk dari orang-orang yang merugi." [Surat Al-A'râf: 23].

Anak keturunan Ãdam tentu tidak akan lepas dari terjatuh ke dalam kezhaliman dan kesalahan:

كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ

"Setiap anak keturunan Ãdam berbuat salah, dan sebaik-baik mereka yang berbuat salah adalah meraka yang bertaubat."

8. Hendaklah kedua mempelai dan kita semua selalu berdoa dengan doa:

رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَ ٰ⁠جِنَا وَذُرِّیَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡیُنࣲ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِینَ إِمَامًا

"Wahai Rabb kami anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami panutan bagi orang-orang yang bertakwa."  [Surat Al-Furqán: 74].

9. Kita sangat berbahagia, senang dan bergembira atas kehadiran kita dalam menyaksikan seorang saudara dan saudari kita pada hari ini telah resmi sebagai pasangan suami isteri, kita telah memenuhi kewajiban kita dengan memenuhi undangan keduanya dan memberi nasehat kepada keduanya karena ini merupakan tuntunan agama kita:

الدِّينُ النَّصِيحَةُ

"Agama adalah nasehat." Riwayat Muslim (no. 205). 
Yang paling penting untuk kita berikan kepada keduanya adalah doa, kita mendoakan keduanya sama halnya mendoakan diri sendiri, Malaikat mengucapkan kepada setiap orang yang mendoakan:

آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

"Ãmîn, dan bagimu yang semisal." Riwayat Muslim (no. 7104). 

Kemudian doa yang hendak kita ucapkan kepada mempelai adalah:

بَارَكَ اللّٰهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ

"Semoga Allâh memberikan keberkahan kepadamu dan melimpahkan keberkahan atasmu serta mempersatukan kalian berdua di dalam kebaikan.”

Diringkas dari nasehat Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir pada pernikâhan Akhunâ Farhân Bârakallâhu fîhim, hari Ahad 8 Jumâdal Ãkhirah 1441 / 2 Februari 2020 di Masjid Al-Ikhlas Komplek Asrama Polri, Cilincing Jakarta Utara.

http://t.me/majaalisalkhidhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar