Rabu, 19 Februari 2020

BELAJAR DARI KENYATAAN


Pertanyaan:
'Afwân Ustâdz, apakah boleh seorang Ustâdz mempermasalahkan sebutan syaikh kepada seorang Ustâdz lain, karena Ustâdz tersebut teman seperguruan dan karena yang menyebutnya syaikh juga teman-temannya dari syaikh-syaikh baru?

Jawaban:
Kalau seseorang sudah dijuluki dengan suatu julukan yang biasa berlaku sesuai kebiasaan masyarakat maka julukan tersebut tidaklah masalah, tidak mengapa kita tetapkan julukan tersebut sebagaimana yang ditetapkan oleh masyarakat sesuai dengan kebiasaan mereka, dahulu setiap qabîlah itu memiliki tokoh, mereka menetapkan julukan sayyid pada tokoh mereka, dan Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam tidak mengingkari penetapan mereka, bahkan beliau pernah berkata kepada kaum Anshâr:

قُومُوا إِلَى سَيِّدِكُمْ أَوْ خَيْرِكُمْ

"Berdirilah kalian kepada sayyid kalian atau orang terbaik kalian."

Sayyid sebagai julukan pada tokoh tertentu, Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam menyebut pula sebutan sayyid, karena itu termasuk dari tatakrama bermasyarakat. Demikian pula syaikh sebagai julukan untuk tokoh tertentu, baik untuk pemuka masyarakat atau untuk orang berilmu. 
'Alî bin Abî Thâlib Radhiyallâhu 'Anhu berkata kepada Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam tentang ayahnya selaku pemuka masyarakat:

 إِنَّ عمَّكَ الشيخَ الضالَّ قدْ ماتَ

"Sesungguhnya pamanmu syaikh yang sesat telah mati."

Berkata Abû Sa'îd Al-Khudrî tentang Abû Bakr Ash-Shiddîq Radhiyallâhu 'Anhumâ selaku orang yang lebih berilmu:

فَبَكَى أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقُلْتُ فِي نَفْسِي مَا يُبْكِي هَذَا الشَّيْخَ

"Lalu menangis Abû Bakr Radhiyallâhu 'Anhu, aku berkata di dalam hatiku: Apa yang membuat syaikh ini menangis."

Ketika ada orang ditetapkan oleh masyarakat sebagai syaikh mereka hingga orang tersebut masyhur dengan julukan syaikh maka tidak mengapa kita menyebutnya dengan syaikh. Kita katakan demikian bukan berarti supaya kita disebut syaikh karena sebagian kawan yang bertamu dan yang istifâdah di majaalis kita menyeru kita dengan seruan syaikh, dan kita katakan demikian juga bukan karena menyanjung orang yang di syaikh-syaikhkan, namun itulah kenyataan yang sulit mengingkarinya. 
Dahulu Ja'far 'Umar Thâlib Rahmatullâh 'Alainâ wa 'Alaih ketika ke Dârul Hadîts Dammâj beliau disebut oleh kawan-kawannya sebagai syaikh, dan Al-Imâm Muqbil bin Hâdî Al-Wâdi'î Rahimahullâh tidak mengingkari apa yang mereka sebutkan, bahkan di dalam surat Al-Imâm Muqbil bin Hâdî Al-Wâdi'î Rahimahullâh yang tertanggal 28 Rabî'uts Tsânî 1421 tertuliskan:

الْآخُ الْفَاضِلُ الشَّيخُ جَعْفَرُ بْنُ عُمَرَ بْنِ طَالِبٍ وَإِخْوَانُهُ الْأَجِلَّاءُ مِنْ إِخْوَانِنَا أَهْلِ السُّنَّةِ، وَالشَّيخُ جَعْفَرُ وَبَعْضُ إِخْوَانِهِ مِنْ طُلَّابِنَا

"Saudara yang utama Asy-Syaikh Ja'far bin 'Umar bin Thâlib dan saudara-saudaranya yang mulia termasuk saudara-saudara kita Ahlussunnah, Asy-Syaikh Ja'far dan sebagian saudara-saudaranya termasuk dari murid-murid kita."

Sangat mungkin akan ada yang katakan, ini Ja'far 'Umar Thâlib lagi yang disebut, kalau bukan beliau Rahimahullâh maka bukankah banyak yang selain beliau dijuluki syaikh, ada sebagian guru sekolah, lalu menuntut ilmu di Dârul Hadîts Dammâj kemudian keluar dakwah hingga masyhur disebut syaikh, dan itu diakui pula. Dengan demikian mengingkari sebutan syaikh kepada seseorang itu sama halnya mengingkari kenyataan. 

Banî Isrâîl pada zaman dahulu menetapkan bahwa di kalangan mereka ada 'Úlamâ, penyebutan 'Úlamâ di antara sesama mereka itu sesuai kebiasaan dan kenyataan di kalangan mereka, dan penyebutannya telah ada di dalam Al-Qur'ãn:

أَوَلَمۡ یَكُن لَّهُمۡ ءَایَةً أَن یَعۡلَمَهُۥ عُلَمَـٰۤؤُا۟ بَنِیۤ إِسۡرَ ٰ⁠ۤءِیلَ

"Apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para 'Úlamâ Banî Isrâîl mengetahuinya?." [Surat Asy-Syu'arâ: 197].

Mengingkari adanya penetapan 'Úlamâ di kalangan Banî Isrâîl itu sama halnya mengingkari kenyataan, sebagaimana mengingkari suatu julukan yang telah ada pada seseorang itu sama halnya mengingkari kenyataan.

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh pada malam Kamis 25 Jumâdal Ãkhirah 1441 / 19 Februari 2020 di Mutiara Gading Timur Bekasi.

http://t.me/majaalisalkhidhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar