Jumat, 24 Januari 2020

TIPS-TIPS MENJADI ISTERI YANG ROMANTIS


📱 Pertanyaan:
Bagaimana cara menjadi isteri yang romantis dan contoh pengaplikasiannya? 

📲 Jawaban:
Ukhtî Fillâh -semoga Allâh merahmati kami dan engkau-, semua orang tentu mengangan-angankan dan mengharapkan untuk menjadi yang terbaiknya manusia, namun tidak semua orang bisa meraih harapannya, sungguh benar apa yang dikatakan oleh shahabat yang mulia Abû 'Abdirrahmân 'Abdullâh bin Mas'ûd semoga Allâh meridhai beliau:

وَكَمْ مِنْ مُرِيْدٍ لِلْخَيْرِ لَنْ يُصِيْبَهُ

"Betapa banyak dari orang yang menginginkan terhadap kebaikan namun tidak memperolehnya."

Ukhtî Fillâh -semoga Allâh menjaga kami dan engkau-, untuk menjadi isteri yang romantis, yang disayangi dan dicintai suami tentu merupakan perkara yang sulit dan rumit, dengan demikian perlu untuk kita mengetahui tips-tipsnya, di antaranya:

1. Berakhlak mulia.

Kita tentu mengakui bahwa Ummul Mu'minîn 'Âisyah semoga Allâh meridhainya adalah termasuk wanita yang romantis, beliau dicintai dan disayangi oleh Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, demikian itu karena bagusnya akhlak beliau, beliau berakhlak sebagaimana suaminya tercinta Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam yaitu berakhlak berdasarkan pedoman dan bimbingan Al-Qur'ãn, beliau pernah ditanya tentang akhlak suaminya Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, maka beliau menjawab:

ﻛَﺎﻥَ ﺧُﻠُﻘُﻪُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ

“Akhlak beliau adalah Al-Qur’ãn”. Diriwayatkan oleh Al-Imâm Ahmad.
Ketika pasangan suami isteri mencontoh keduanya (Ar-Rasûl Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam dan isteri beliau) dalam menjalani hidup berumahtangga maka tentu akan mendapati keromantisan dan keharmonisan dalam berumahtangga, Biiznillâh.

2. Berdoa kepada Allâh Ta'âlâ.

Ukhtî Fillâh -semoga Allâh memperbaiki keadaan kami dan keadaan engkau-, hendaklah kita memperbanyak doa, karena hanya dengan sebab doalah kita akan meraih harapan kita, dan di antara doa yang hendak kita ucapkan adalah:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

"Wahai Rabb kami anugerahkanlah untuk kami dari pasangan-pasangan dan anak keturunan sebagai penyejuk mata dan jadikanlah kami bagi orang-orang yang bertakwa sebagai teladan." [Al-Furqán: 74].

3. Mempelajari kisah-kisah wanita shâlihah .

Ukhtî Fillâh -semoga Allâh mengampuni kami dan mengampuni engkau-, di sini kami akan menyebutkan untuk engkau suatu kisah, ambillah kisah ibu bapak kita Âdam dan Hawâ, ketika keduanya di turunkan ke muka bumi maka keduanya pun bersegera meminta ampun kepada Allâh Ta'âlâ,  sebagaimana yang Allâh Ta'âlâ katakan di dalam Al-Qur'ãn:

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Wahai Rabb kami, kami telah menzhalimi diri kami, jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami maka sungguh kami benar-benar termasuk dari orang-orang yang merugi."  [Al-A'raf: 23].
Hakekat keromantisan seperti inilah yang kita harapkan, keduanya bersegera mencari keridhaan Allâh, kalaulah dua pasangan suami isteri mengambil pelajaran dari bapak dan ibu kita tersebut maka Insyâ Allâh kebersamaan akan selalu ada pada keduanya, di atas ujian atau pun di atas kebahagian akan selalu nampak keromantisan dan keharmonisan.

4. Senantiasa bersyukur.

Ukhtî Fillâh -semoga Allâh menjadikan kami dan engkau termasuk dari hamba-hamba-Nya yang bersyukur-, apabila kita bersyukur dengan adanya kebaikan pada kita -walau pun itu kecil- semisal memberi senyuman kepada pasangan hidup kita maka yakinlah dengan sebab itu Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ akan menambahkan kebaikan, berawal dari senyuman akan mengantarkan kepada kecintaan dan kasih sayang, Allâh Ta'âlâ berkata:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

"Jika kalian bersyukur maka sungguh Aku akan tambahkan (karunia-Ku) kepada kalian." [Ibrâhîm: 7].

5. Bersemangat dalam mengamalkan As-Sunnah, semisal makan berjamâ'ah dalam sepiring.

Ukhtî Fillâh -semoga Allâh menyayangi kami dan engkau-, makan berjamâ'ah termasuk salah satu sunnah Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam yang sudah sangat jarang kita dapati, bila keberadaan dua pasangan suami isteri dengan membiasakan mengamalkan sunnah tersebut maka tentu kasih sayang akan semakin memupuk di dalam hati keduanya, Allâh Ta'âlâ akan memberkahi keduanya, Al-Imâm Ahmad meriwayatkan suatu hadîts dari Wahsyî bin Harb, dari ayahnya dari kakeknya, dan Abû Ya'lâ meriwayatkan dari Jâbir serta Ibnu Mâjah meriwayatkan pula dari 'Umar dari Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, bahwasanya beliau berkata:

كُلُوا جَمِيْعًا، وَلَا تَفَرَّقُوا، فَإِنَّ الْبَرَكَةَ مَعَ الْجَمَاعَةِ

"Makanlah kalian dalam keadaan berjamâ'ah dan jangan kalian makan perpisah-pisah, karena sesungguhnya berkah itu bersama jamâ'ah."
Demikian yang bisa kami sebutkan pada kesempatan ini, semoga Allâh 'Azza wa Jalla memberkahi kita.
Walhamdulillâh.

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada tanggal 4 Jumâdal Úlâ 1438 di Binagriya Pekalongan. 

http://t.me/majaalisalkhidhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar