Rabu, 22 Januari 2020

UNTUK YANG MENGINGINKAN KEBAIKAN KEPADA PENGUASA DAN RAKYATNYA


📱 Pertanyaan:
Ustâdz bolehkan seorang khatîb mengatakan di mimbar Jum'at: "Penguasa kita sudah jauh dari agama dan rakyatnya"? 

📲 Jawaban:
Kalau seandainya kita katakan di mimbar tentang seorang khatîb yang berkata dengan perkataan itu bahwasanya dia "sudah jauh dari Sunnah Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam dan jauh dari pemahaman para shahabat" apakah dia akan suka? Atau kita katakan di mimbar-mimbar tentang kesalahan-kesalahan khatîb tersebut atau kita katakan bahwa dia jauh dari kebenaran, tentu dia tidak akan suka, pasti dia akan membela diri jika dia merasa di atas kebenaran atau dia akan meminta untuk disampaikan langsung kepadanya, tidak dibicarakan di bimbar-mimbar. 

Ini hanya seorang khatîb lalu bagaimana dengan penguasa yang berpengaruh besar dan berkekuasaan? Tentu dia lebih tidak suka dibicarakan di hadapan umum atau di mimbar-mimbar. 
Yang kita mampui sekarang ini hanya menyampaikan dakwah yang Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ sebutkan metodenya:

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِیلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَـٰدِلۡهُم بِٱلَّتِی هِیَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِیلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِینَ

"Serulah kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan dengan nasehat yang baik serta tanggapilah mereka dengan yang lebih baik. Sesungguhnya Rabbmu lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan siapa yang lebih mendapatkan hidayah." [Surat An-Nahl: 125]. 

Harapan kita semoga penguasa dan rakyatnya mau menerima dakwah kita atau mendukung dakwah ini, karena keberadaan orang yang mendakwahkan Al-Qur'ãn dan As-Sunnah sesuai pemahaman para shahabat adalah orang yang dilahirkan untuk memperbaiki manusia, penguasa kita dan rakyatnya masuk ke dalam penamaan manusia, berkata Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:

كُنتُمۡ خَیۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ

"Keberadaan kalian adalah sebaik-sebaik umat, dilahirkan untuk manusia, kalian memerintahkan kepada kebaikan, kalian melarang dari kemungkaran dan kalian beriman kepada Allâh." [Surat Âli 'Imrân: 110]. 

Penguasa kita dan rakyatnya mengetahui bahwa kita adalah orang yang lemah dan tidak memiliki apa-apa dan juga mereka mengetahui bahwa kita adalah orang asing di tengah manusia, dengan itu kita merasa bahwa mereka tidak membutuhkan kita. Namun kita yakin bahwa penguasa kita dan rakyatnya akan membutuhkan dua perkara dari kita yaitu: Dakwah dan doa. Jika mereka menginginkan kebaikan pasti mereka akan membutuhkan dua perkara ini.
Oleh karena itu para imâm yang mendakwahkan Al-Qur'ãn dan As-Sunnah di atas pemahaman para shahabat semisal Al-Imâm Ahmad bin Hanbal dan Al-Imâm Al-Fudhail bin 'Iyâdh Rahmatullâh 'Alainâ wa 'Alaihim mengatakan:

لَوْ أَعْلَمُ أَنَّ لِي دَعْوَةً مُسْتَجَابَةً مَا صَيَّرْتُهَا إِلَّا فِي السُّلْطَانِ

"Kalaulah aku mengetahui bahwasanya aku memiliki satu doa yang dikabulkan maka tidaklah aku menjadikan doa tersebut kecuali untuk mendoakan penguasa."

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada hari Sabtu tanggal 16 Dzulhijjah 1440 / 17 Agustus 2019 di Mutiara Gading Timur Bekasi. 

⛵️ http://t.me/majaalisalkhidhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar