Senin, 27 Januari 2020

BANGSA CHINA SUDAH ADA SEBELUM ZAMAN NABÎ SHALLALLÂHU 'ALAIHI WA SALLAM


📱 Pertanyaan:
Apakah benar negara China memang sudah ada sejak zaman Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam? Apakah ada dalîl yang menguatkan bahwa Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam pernah berkunjung atau bertemu raja di sana?

📲 Jawaban:
Untuk memastikan sejarah negara China maka kita tidak memiliki rujukan yang pasti dan bersanad, melainkan hanya kisah masyhur yang dikisahkan oleh para pembuat sejarah mereka, disebutkan bahwa pada tahun 221 SM, sudah ada kerajaan-kerajaan di China, yang kemudian Qin Shi Huang menyatukan berbagai kerajaan itu lalu dia mendirikan kekaisaran pertama Tiongkok.

Demikian menurut sejarah mereka, namun kalau kita melihat kepada kisah Khalîfah Dzul Qarnain Radhiyallâhu 'Anhu penguasa dunia di zamannya, yang Allâh Tabâraka wa Ta'âlâ terangkan di dalam Al-Qur’ãn pada surat Al-Kahfi:

حَتّٰۤى اِذَابَلَغَ مَطْلِعَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلٰى قَوْمٍ لَّمْ نَجْعَلْ لَّهُمْ مِّنْ دُوْنِهَا سِتْرًا

"Hingga ketika dia sampai di bagian Timur maka dia mendapati matahari bersinar di atas suatu kaum yang tidak Kami buatkan suatu pelindung bagi mereka dari sinar matahari itu." (Al-Kahfi: 90).

Di bagian Timur yang disebutkan dapat dipastikan adalah China dan sekitarnya, karena pada kelanjutan ayat disebutkan tentang bangsa Ya'jûj dan Ma'jûj, sementara para Ahli sejarah Islâm menyebutkan bahwa bangsa Ya'jûj dan Ma'jûj berada di pedalaman China dan Mongolia, dan pada suatu ayat masih di dalam surat Al-Kahfi disebutkan tentang keluhan penduduk yang berada di sekitar bangsa Ya'jûj dan Ma'jûj:

قَالُوْا يٰذَا الْقَرْنَيْنِ اِنَّ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلٰۤى اَنْ تَجْعَلَ بَيْنَـنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا

"Mereka berkata: Wahai Dzul Qarnain, sesungguhnya Ya'jûj dan Ma'jûj itu pembuat kerusakan di muka bumi, maka bolehkah kami membuatkan suatu imbalan supaya engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?" (Al-Kahfi: 94).

Dalîl ini sebagai penjelas bahwa di sekitar bangsa Ya'jûj dan Ma'jûj terdapat berbagai bangsa, tentu China di antara dari bangsa-bangsa tersebut. Tanpa kita ragukan bahwa Khalîfah Dzul Qarnain telah melakukan ekspansi kekuasaan dan berhasil menaklukkan serta menguasai berbagai bangsa, dan tidaklah suatu bangsa melakukan ekspansi kekuasaan kecuali akan berhadapan dengan bangsa-bangsa yang dimasukinya, sebagaimana disebutkan oleh Ratu Negeri Sabâ' ketika ia mengetahui rencana Nabiullâh Sulaimân 'Alaihish Shalâtu was Salâm akan mendatangi negaranya:

قَالَتْ اِنَّ الْمُلُوْكَ اِذَا دَخَلُوْا قَرْيَةً اَفْسَدُوْهَا وَجَعَلُوْۤا اَعِزَّةَ اَهْلِهَاۤ اَذِلَّةً ۚ  وَكَذٰلِكَ يَفْعَلُوْنَ 

"Ratu berkata: Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri maka tentu mereka akan meruntuhkannya dan akan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian yang akan mereka perbuat." (Surat An-Naml: 34).

Ini menunjukkan kepada kita bahwa Khalîfah Dzul Qarnain Radhiyallâhu 'Anhu tentu menaklukkan pula bangsa-bangsa yang tidak tunduk dan tidak menaati Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ sebagaimana yang disebutkan kisahnya pada surat Al-Kahfi:

حَتّٰۤى اِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِيْ عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَّوَجَدَ عِنْدَهَا قَوْمًا ۗ  قُلْنَا يٰذَا الْقَرْنَيْنِ اِمَّاۤ اَنْ تُعَذِّبَ وَاِمَّاۤ اَنْ تَتَّخِذَ فِيْهِمْ حُسْنًا

"Hingga ketika dia telah sampai di bagian Barat, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan di sana ditemukanlah suatu kaum yang tidak beriman maka Kami katakan: Wahai Dzul Qarnain, engkau boleh menghukum atau engkau memperlakukan mereka dengan baik." (Surat Al-Kahfi: 86).

Dari apa yang telah kami paparkan sudah cukup sebagai penjelas bahwa negara China sudah ada dari sebelum diutusnya Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam. Dan kita tidak mendapatkan satu pun dalîl yang shahîh menyebutkan bahwa Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam pernah berkunjung ke China atau bertemu dengan para Kaisar China, jangankan bertemu dengan Kaisar China bertemu langsung dengan Kaisar Persia saja belum pernah, kecuali hanya surat beliau yang pernah sampai kepada Kaisar Persia. Wallâhu A'lam.

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Ayyadahullâh pada hari Selasa 17 Rabi'ul Akhir 1440 / 25 Desember 2018 di Kemang Pratama 3 Bekasi. 

⛵️ http://t.me/majaalisalkhidhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar