Rabu, 08 April 2020

AKIBAT MEMANFAATKAN VIRUS CORONA UNTUK MEMBUAT MAKAR


Pertanyaan:
Ustâdz, apakah benar bahwa virus corona sekarang ini buatan manusia yang disebar dengan sengaja agar manusia banyak yang mati dan agar terjadi krisis lalu sesudah itu dimunculkan vaksinnya dengan harga yang sangat mahal?

Jawaban:
Kita tidak bisa memastikan siapa pembuatnya, hanya saja itu merupakan suatu makar, itu berjalan sesuai dengan yang Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ tetapkan, dan Allâh 'Azza wa Jalla akan membalas setiap pembuat makar, berkata Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:

وَمَكَرُوا۟ مَكۡرࣰا وَمَكَرۡنَا مَكۡرࣰا وَهُمۡ لَا یَشۡعُرُونَ

"Mereka membuat suatu makar dan Kami juga membuat makar dalam keadaan mereka tidak menyadari." [Surat An-Naml: 50]. 

Sudah kami jelaskan sebelumnya bahwa apa yang terjadi sekarang berupa dimunculkannya rasa panik dan rasa takut yang berlebihan, ini memang di antara makar orang-orang yang menari-nari dan bersandiwara di balik virus corona, kalau dahulu setiap wabah keberadaannya tidak seperti virus corona sekarang ini, dari sebelumnya sudah kami katakan bahwa wabah seperti Thâ'ûn itu beda dengan virus corona ini. Virus corona baru mulai terjadi di Indonesia sudah diperkirakan lama waktu penyebarannya lima bulan yaitu Maret, April, Mei, Juni dan Juli. Diprediksi penyebaran virus corona akan mengalami peningkatan pada akhir Maret sebanyak 1.577 kasus, dan ini sudah terjadi. Pada akhir April sebanyak 27.307 kasus, pada akhir Mei sebanyak 95.451 kasus, pada akhir Juni sebanyak 105.765 kasus, dan diprediksi penyebaran virus corona akan mencapai puncaknya pada bulan Juli sebanyak 106.287 kasus. 
Prediksi ini hanya pada virus corona, belum karena akibat kepanikan dan ketakutan berlebihan dengan sebabnya, belum karena akibat kemiskinan dan belum karena akibat kejahatan di balik virus corona. Tentu para pembuat makar akan terus bersandiwara dan menari-nari di balik virus corona yang sedang menyebar, para pembuat makar akan bertambah kemegahan dan kekayaan mereka, namun kita katakan bahwa sekarang mungkin mereka masih bisa lolos dari makar yang mereka lakukan, akan tetapi bukan berarti mereka akan selamat dari yang selain ini. 
Ingatlah ketika Mûsâ 'Alaihish Shalâtu was Salâm mendoakan kebinasaan atas Fir'aun dan bala tentaranya, sebagian dari mereka binasa namun Fir'aun dan sebagian yang lainnya masih dibiarkan beberapa lama:

وَقَالَ مُوسَىٰ رَبَّنَاۤ إِنَّكَ ءَاتَیۡتَ فِرۡعَوۡنَ وَمَلَأَهُۥ زِینَةࣰ وَأَمۡوَ ٰ⁠لࣰا فِی ٱلۡحَیَوٰةِ ٱلدُّنۡیَا رَبَّنَا لِیُضِلُّوا۟ عَن سَبِیلِكَۖ رَبَّنَا ٱطۡمِسۡ عَلَىٰۤ أَمۡوَ ٰ⁠لِهِمۡ وَٱشۡدُدۡ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ فَلَا یُؤۡمِنُوا۟ حَتَّىٰ یَرَوُا۟ ٱلۡعَذَابَ ٱلۡأَلِیمَ

"Berdoa Mûsâ: "Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, wahai Rabb Kami akibat dari itu mereka menyesatkan manusia dari jalan Engkau. Wahai Rabb kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, karena mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih". [Surat Yûnus: 88]. 
Setelah Mûsâ 'Alaihish Shalâtu was Salâm berdoa dengan doa tersebut, sebagian kaum Fir'aun binasa namun Fir'aun bersama sebagian yang lainnya belum dibinasakan, berkata Ibnu Juraij tentang para salaf mengatakan:

إِنَّ فِرْعَونَ مَكَثَ بَعْدَ هٰذِهِ الدَّعْوَةِ أَرْبَعِينَ سَنَةً

"Sesungguhnya Fir'aun hidup setelah doa ini selama 40 tahun."
Yakni setelah 40 tahun Mûsâ 'Alaihish Shalâtu was Salâm berdoa dengan doa tersebut kemudian Fir'aun bersama pengikutnya ditenggalamkan. 

Kita katakan bahwa hari ini mungkin orang-orang yang menari-nari dan bersandiwara di balik virus corona masih bisa lolos dan masih bisa menscan virus corona dari diri mereka, namun ada ancaman dan hukuman yang Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ telah persiapkan untuk mereka, berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ

“Sesungguhnya Allâh memberi kelonggaran waktu untuk orang yang zhalim sampai waktu Allâh menghukumnya dengan tidak akan melepaskannya”. Riwayat Al-Bukhârî.

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada Rabu tanggal 14 Sya'bân 1441 / 8 April 2020 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar