Jumat, 10 April 2020

MUSUH KAPITALIS DAN KOMUNIS


Pertanyaan:
Pada kajian kitâb Al-Adabul Mufrad, Ustâdz pernah menyinggung Cina dan Amerika, yang kami simpulkan bahwa kami tidak perlu memihak kepada salah satu dari keduanya, lalu bagaimana dengan pendapat dâ'î-dâ'î akhir zaman yang menyebutkan salah satunya akan bersatu dengan umat Islâm? 

Jawaban:
Kalian memperdebatkan tentang Amerika dan Cina, siapa dari keduanya yang akan bersama umat Islâm? Siapa yang condong kepada Islâm dan kaum Muslimîn? 
Habis waktu kalian karena meluangkan pikiran terhadap kedua bangsa tersebut, yang berkuasa di Amerika adalah kapitalis dan yang berkuasa di Cina adalah komunis, keduanya nyata memusuhi Islâm dan kaum Muslimîn.
Keduanya terus bersaing memperebutkan negeri-negeri kaum Muslimîn, keadaan keduanya seperti yang dikatakan oleh Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا 

"Hampir-hampir berbagai bangsa akan memperebutkan kalian wahai umat Islâm, layaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkuk." 

Kita khawatirkan negeri kita ini akan diklaim oleh salah satu dari kedua bangsa itu atau kedua-duanya akan mengklaim negeri kita termasuk kekuasaan Amerika atau Cina. 
Coba kalian lihat Belanda dahulu, kapan mereka mengklaim secara nyata bahwa Nusantara adalah kekuasaan mereka? 
Pemerintah Belanda tidak langsung membawa pasukannya lalu bertempur habis-habisan untuk merebut Nusantara, pertama-tama cara mereka adalah membangun perusahaan yang dikenal dengan VOC, suatu suku yang menolak keberadaan VOC maka diperangi dengan berbagai cara hingga pemerintah Belanda kemudian menampakkan klaimnya secara terang-terangan bahwa Nusantara adalah Hindia Belanda. 
Bagaimana dengan langkah kapitalis Amerika terhadap Indonesia? Bagaimana langkah komunis Cina terhadap Indonesia? Jangan mengira Amerika dan Cina tidak memiliki keinginan seperti Belanda. 
Di saat Indonesia ini masih kuat di berbagai pertahanannya mungkin bangsa-bangsa itu belum berani mengklaim, Cina belum berani terang-terangan mengakui Natuna milik Cina, Amerika belum berani terang-terangan mengakui Papua milik Amerika, demikian pula Belanda belum berani mengakui sebagian besar wilayah Indonesia milik Belanda, tapi nanti kalau berbagai pertahanan Indonesia ini bertambah melemah atau roboh maka berbagai bangsa itu akan memperebutkan Indonesia ini.
Sejarah akan berulang, kalau tidak beda pemain maka beda tempat.

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada hari Sabtu tanggal 17 Sya'bân 1441 / 11 April 2020 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar