Sabtu, 04 April 2020

PENENTUAN HUSNUL KHÂTIMAH DENGAN MELIHAT AMALAN TERAKHIR


Pertanyaan:
Apakah benar bahwa setiap orang muslim yang mati pada hari Jum'at berarti dia mati dalam keadaan husnul khâtimah dan terbebaskan dari azab kubur?

Jawaban:
Untuk menetapkan seseorang mati dalam keadaan husnul khâtimah itu tidak melihat kepada hari kematiannya, namun yang dilihat adalah akhir amalannya, berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا

"Sesungguhnya amalan-amalan itu tergantung pada terakhir-terakhirnya." Riwayat Al-Bukhârî dari Sahl bin Sa'd As-Sâ'idî Radhiyallâhu 'Anhu.

Dan di dalam riwayat Muslim dari Jâbir bin 'Abdillâh Radhiyallâhu 'Anhumâ dari Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, beliau berkata:

يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ

"Setiap hamba akan dibangkitkan di atas apa yang dia mati padanya."

Adapun hadîts yang dijadikan sebagai penetapan husnul khâtimah bagi orang yang mati pada hari Jum'at maka itu adalah hadîts dha'îf, diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tirmidzî:

ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﻣُﺴْﻠِﻢٍ ﻳَﻤُﻮﺕُ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺠُﻤﻌَﺔِ ﺃَﻭْ ﻟَﻴْﻠَﺔَ ﺍﻟْﺠُﻤﻌَﺔِ ﺇﻻ ﻭَﻗَﺎﻩُ ﺍﻟﻠﻪ ﻓِﺘْﻨَﺔَ ﺍﻟْﻘَﺒْﺮِ

"Tidaklah dari seorang muslim mati pada hari Jum'at atau malam Jum'at kecuali Allâh melindunginya dari fitnah kubur". 
Dan At-Tirmidzî sendiri telah menerangkan derajat hadîts ini, beliau berkata:

ﻫَﺬَﺍ ﺣَﺪِﻳْﺚٌ ﻏَﺮِﻳْﺐٌ 

"Ini adalah hadîts asing." Yakni dha'îf, beliau beri sedikit tambahan keterangan tentang hadîts ini dha'îf dan terputus sanadnya.

Walaupun Asy-Syaikh Al-Albânî menghasankan atau menganggapnya shahîh dengan pengumpulan jalur-jalurnya akan tetapi yang benarnya hadîts ini adalah dha'îf. Pendha'îfan At-Tirmidzî, Al-Mundzirî dan Ibnu Hajar lebih kita dahulukan daripada penshahîhan Al-Albânî.

Bahkan Al-'Allâmah Ibnu Bâzz Rahimahullâh pernah ditanya tentang hadits tersebut maka beliau menjawab:

ﻫَﺬِﻩِ ﺃَﺣَﺎﺩِﻳْﺚُ ﺿَﻌِﻴْﻔَﺔٌ، ﺃَﺣَﺎﺩِﻳْﺚُ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌُﺔِ ﻓِﻲ ﻳَﻮْﻣِﻬَﺎ ﻭَﻟَﻴْﻠَﺘِﻬَﺎ ﻛُﻠُّﻬَﺎ ﺿَﻌِﻴْﻔَﺔٌ

"Ini adalah hadîts-hadîts yang dha'îf, hadîts-hadîts tentang kematian pada hari Jum'at, pada siang Jum'at atau pada malam Jum'at semuanya adalah dha'îf."

Dengan demikian jelaslah bahwa menjadikan hadîts tersebut sebagai penentuan husnul khâtimah bagi setiap orang yang meninggal dunia pada hari Jum'at adalah suatu kesalahan karena menyelisihi dalîl shahîh yang telah kita sebutkan tadi.

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada hari Ahad 22 Rabî'ul Akhir 1440 / 30 Desember 2018 di Kemang Pratama 3 Bekasi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar