Rabu, 17 Juni 2020

SEBAB-SEBAB KEBINASAAN QÂRÛN DAN HARTANYA

Pertanyaan:
Ustâdz yang membuat Qârûn binasa dengan hartanya, apa penyebabnya Ustâdz? Apakah dia Islâm?

Jawaban:
Qârûn dibinasakan oleh Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ karena beberapa sebab:

1) Dia bangga terhadap harta dan apa yang dimilikinya. 

2) Dia melampaui batas dan dia mezhalimi orang-orang beriman dengan harta yang dimilikinya, berkata Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:

إِنَّ قَـٰرُونَ كَانَ مِن قَوۡمِ مُوسَىٰ فَبَغَىٰ عَلَیۡهِمۡۖ وَءَاتَیۡنَـٰهُ مِنَ ٱلۡكُنُوزِ مَاۤ إِنَّ مَفَاتِحَهُۥ لَتَنُوۤأُ بِٱلۡعُصۡبَةِ أُو۟لِی ٱلۡقُوَّةِ إِذۡ قَالَ لَهُۥ قَوۡمُهُۥ لَا تَفۡرَحۡۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُحِبُّ ٱلۡفَرِحِینَ

"Sesungguhnya Qârûn adalah termasuk kaum Mûsâ, lalu dia berbuat zhâlim terhadap mereka, dalam keadaan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. Ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu bangga, sesungguhnya Allâh tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri". [Surat Al-Qashash: 76].

3) Dia mengingkari ni'mat Allâh dan menganggap bahwa kesuksesannya dalam memperoleh harta yang banyak karena ilmu dan keahliannya, berkata Allâh 'Azza wa Jalla:

قَالَ إِنَّمَاۤ أُوتِیتُهُۥ عَلَىٰ عِلۡمٍ عِندِیۤۚ أَوَلَمۡ یَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ قَدۡ أَهۡلَكَ مِن قَبۡلِهِۦ مِنَ ٱلۡقُرُونِ مَنۡ هُوَ أَشَدُّ مِنۡهُ قُوَّةࣰ وَأَكۡثَرُ جَمۡعࣰاۚ وَلَا یُسۡـَٔلُ عَن ذُنُوبِهِمُ ٱلۡمُجۡرِمُونَ

"Qârûn berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". Apakah dia tidak mengetahui bahwasanya Allâh sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat darinya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka." [Surat Al-Qashash: 78]. 

4) Dia kagum dengan apa yang dimilikinya lalu menampakkannya kepada manusia supaya dipuji dan disanjung oleh mereka. 

5) Kemegahan hidup dan hartanya mengalihkan sebagian manusia dari beramal shâlih, serta menjadikan sebagian besar manusia bercita-cita ingin seperti dirinya yang memiliki gudang dan tabungan harta yang sangat banyak, berkata Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:

فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوۡمِهِۦ فِی زِینَتِهِۦۖ قَالَ ٱلَّذِینَ یُرِیدُونَ ٱلۡحَیَوٰةَ ٱلدُّنۡیَا یَـٰلَیۡتَ لَنَا مِثۡلَ مَاۤ أُوتِیَ قَـٰرُونُ إِنَّهُۥ لَذُو حَظٍّ عَظِیمࣲ * وَقَالَ ٱلَّذِینَ أُوتُوا۟ ٱلۡعِلۡمَ وَیۡلَكُمۡ ثَوَابُ ٱللَّهِ خَیۡرࣱ لِّمَنۡ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَـٰلِحࣰاۚ وَلَا یُلَقَّىٰهَاۤ إِلَّا ٱلصَّـٰبِرُونَ * فَخَسَفۡنَا بِهِۦ وَبِدَارِهِ ٱلۡأَرۡضَ فَمَا كَانَ لَهُۥ مِن فِئَةࣲ یَنصُرُونَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُنتَصِرِینَ * وَأَصۡبَحَ ٱلَّذِینَ تَمَنَّوۡا۟ مَكَانَهُۥ بِٱلۡأَمۡسِ یَقُولُونَ وَیۡكَأَنَّ ٱللَّهَ یَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن یَشَاۤءُ مِنۡ عِبَادِهِۦ وَیَقۡدِرُۖ لَوۡلَاۤ أَن مَّنَّ ٱللَّهُ عَلَیۡنَا لَخَسَفَ بِنَاۖ وَیۡكَأَنَّهُۥ لَا یُفۡلِحُ ٱلۡكَـٰفِرُونَ

"Lalu keluarlah Qârûn kepada kaumnya dengan kemegahannya, berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Andaikan kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qârûn, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagi kalian, pahala Allâh adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shâlih, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar". Maka Kami benamkanlah Qârûn beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allâh. Tidaklah dia termasuk dari orang-orang yang dapat membela dirinya, lalu jadilah orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukan Qârûn itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allâh melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya, kalau Allâh tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari ni'mat Allâh". [Surat Al-Qashash: 79-82].

6) Dia sombong dengan apa yang dimilikinya sehingga enggan untuk mengikuti dan atau menerima dakwah Mûsâ 'Alaihish Shalâtu was Salâm, berkata Allâh 'Azza wa Jalla:

وَقَـٰرُونَ وَفِرۡعَوۡنَ وَهَـٰمَـٰنَۖ وَلَقَدۡ جَاۤءَهُم مُّوسَىٰ بِٱلۡبَیِّنَـٰتِ فَٱسۡتَكۡبَرُوا۟ فِی ٱلۡأَرۡضِ وَمَا كَانُوا۟ سَـٰبِقِینَ * فَكُلًّا أَخَذۡنَا بِذَنۢبِهِۦۖ فَمِنۡهُم مَّنۡ أَرۡسَلۡنَا عَلَیۡهِ حَاصِبࣰا وَمِنۡهُم مَّنۡ أَخَذَتۡهُ ٱلصَّیۡحَةُ وَمِنۡهُم مَّنۡ خَسَفۡنَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ وَمِنۡهُم مَّنۡ أَغۡرَقۡنَاۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِیَظۡلِمَهُمۡ وَلَـٰكِن كَانُوۤا۟ أَنفُسَهُمۡ یَظۡلِمُونَ

"Qârûn, Fir'aun dan Hâman, sungguh telah datang kepada mereka Mûsâ dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku sombong di muka bumi, tidaklah mereka terluput dari kebinasaan itu. Masing-masing mereka itu Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allâh sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." [Surat Al-Ankabût: 39 - 40].

Qârûn sebelum menjadi orang yang kaya raya termasuk dari kaum Mûsâ 'Alaihish Shalâtu was Salâm, berkata Allâh Tabâraka wa Ta'âlâ:

إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى أَي: مِنْ بَنِي إسرائيل، الَّذِينَ فُضِّلُوا عَلَى الْعَالَمِينَ

"Sungguh Qârûn dahulu termasuk dari kaum Mûsâ." Yaitu dari kalangan Banî Isrâîl, yang mereka telah diberi pengutamaan atas seluruh manusia dan jin."
Kemudian dia mengingkari Mûsâ 'Alaihish Shalâtu was Salâm sehingga dia bukan termasuk dari orang-orang yang beragama dengan agama Islâm sebagaimana Mûsâ 'Alaihish Shalâtu was Salâm dan pengikutnya dari kalangan Banî Isrâîl, mereka adalah orang-orang berislâm yang memasrahkan diri mereka kepada Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ seperti yang dikatakan oleh Fir'aun di saat akan ditenggelamkan ke dalam lautan:

وَجَـٰوَزۡنَا بِبَنِیۤ إِسۡرَ ٰ⁠ۤءِیلَ ٱلۡبَحۡرَ فَأَتۡبَعَهُمۡ فِرۡعَوۡنُ وَجُنُودُهُۥ بَغۡیࣰا وَعَدۡوًاۖ حَتَّىٰۤ إِذَاۤ أَدۡرَكَهُ ٱلۡغَرَقُ قَالَ ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا ٱلَّذِیۤ ءَامَنَتۡ بِهِۦ بَنُوۤا۟ إِسۡرَ ٰ⁠ۤءِیلَ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِینَ

"Kami memungkinkan Banî Isrâîl melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya untuk berbuat zhalim dan menindas mereka, ketika Fir'aun itu telah hampir tenggelam maka dia berucap: "Aku beriman bahwasanya tidak  sesembahan dengan benar kecuali sesembahan yang telah diimani oleh Banî Isrâîl, dan aku termasuk orang-orang yang muslim." [Surat Yûnus: 90].

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh sebelum kajian Ushûl Sunnah Libnî Abî Zamanîn pada hari Kamis tanggal 27 Syawwâl 1441 / 18 Juni 2020 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi.

⛵️ https://t.me/majaalisalkhidhir/4688

Tidak ada komentar:

Posting Komentar