Selasa, 02 Juni 2020

AKIBAT TIDAK MENGENAL KEMULIAAN ILMU

Pertanyaan:
Apakah Ustâdz kenal seorang Ustâdz yang bernama Al-Awwalun Ibnu Abdurrahman Indrapury (WA: 081325515285) yang mengaku anggota Salafiyyîn Tsâbitîn, dia membagikan nasehat terbuka buat Ustâdz, setelah dia meminta pendapat dari temannya Ustâdz Hârits Al-Jabalî? 

Jawaban:
Dia termasuk salah seorang yang memajhûlkan dirinya, dan sikap kami kepadanya sudah termuat pada salah satu artikel yang berjudul "Menyikapi Orang Majhûl". 

Orang majhûl tersebut terlihat sifatnya mirip dengan orang yang pernah datang kepada kami lalu berkata kepada kami seolah-olah sedang mengomando kami untuk kami berbuat sesuai yang dia maukan, harus putus dengan yang inilah dan yang itulah, maksudnya mungkin supaya bersama dia saja. Sempat kami menanyakan sebab dia tidak lagi menuntut ilmu di suatu pondok pesantren, dia menyebutkan kalau ustâdznya tidak menuruti nasehatnya untuk menghizbikan seorang Syaikh Yaman, jadinya dia milih pergi saja katanya. Sehingga jadilah dia seakan-akan bukan lagi orang yang ingin menuntut ilmu kepada orang yang mau mengajarkan ilmu namun dia ingin menuntunnya. 

Kita hanya berharap mudah-mudahan orang seperti itu dikumpulkan bersama orang yang bernama Al-Awwalun Ibnu Abdurrahman Indrapury tersebut, supaya bersama-sama dalam suatu wadah yang bernama Ikatan Salafiyyîn Tsâbitîn.
Adapun yang disebarkan oleh Al-Awwalun Ibnu Abdurrahman Indrapury berupa tulisan-tulisan yang dia kirimkan ke orang-orang yang dia tidak kenal maka itu semakin memperjelas hakekat dirinya kurang adab dan dia menampakkan dirinya bukan termasuk orang yang mengerti kemulian ilmu. Apa yang dia perbuat dengan kegaduhannya tidak akan membawa manfaat, bahkan akan memudharatkan dirinya sendiri Biiznillâh, apa yang dia tulis itu akan berlalu begitu saja bagaikan buih terbawa banjir:

فَأَمَّا ٱلزَّبَدُ فَیَذۡهَبُ جُفَاۤءࣰ وَأَمَّا مَا یَنفَعُ ٱلنَّاسَ فَیَمۡكُثُ فِی ٱلۡأَرۡضِ

"Adapun buih itu, maka akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya. Sedangkan yang memberi manfaat kepada manusia, maka itu akan tetap di bumi." [Surat Ar-Ra'd: 17].

Semoga Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ menjauhkan kami dari orang yang tidak diharapkan kebaikannya. 

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh sebelum kajian Al-Mabâdiul Mufîdah pada malam Rabu tanggal 12 Syawwâl 1441 / 3 Juni 2020 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar