Kamis, 11 Juni 2020

BENARKAH PARA SHAHABAT PERNAH BERDAKWAH KE INDONESIA?


Pertanyaan:
Apa sikap Ustâdz kepada orang yang mentahdzir Ustâdz atau tidak merekomendasikan mengambil ilmu ke Ustâdz?

Jawaban:
Semoga Allâh menjadikan orang tersebut bisa memberi manfaat kepada kami.

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada Jum'at 22 Rabî'ul Awwâl 1440 / 30 November 2018 di Kemang Pratama 3 Bekasi. 


Pertanyaan:
Apa dibenarkan kisah shahabat Nabî, ada dari mereka yang dakwah di Indonesia menurut versi DR. Haikal Hassan?

Jawaban:
Kalau seandainya benar ada dari para sahabat yang sempat datang ke Indonesia untuk berdakwah maka pasti akan ada riwayat dari mereka, mereka akan kisahkan atau akan disebutkan pula oleh Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam. Jangankan masalah keluar dakwah atau mengutus shahabat untuk berdakwah, pada masalah shahabat yang terdampar di suatu pulau saja terdapat riwayatnya. Al-Imâm Muslim di dalam "Shahîh"nya meriwayatkan dari Fâthimah bintu Qais Radhiyallâhu 'Anhâ tentang kisah Tamîm Ad-Dârî bersama tiga puluh orang yang naik kapal laut lalu mereka kehilangan jejak selama sebulan di laut kemudian mereka terdampar di suatu pulau.
Kalau pulau yang mereka terdampar padanya ini dikatakan di kepulauan dekat dengan Indonesia mungkin masih bisa saja dibenarkan, karena letak pulau tersebut di bagian timur Jazîrah 'Arab dan juga perjalanan kapal laut dari Jazîrah 'Arab ke Indonesia pada zaman dahulu itu memerlukan waktu sekitar sebulan. 
Pada kisah ini saja disebutkan di dalam hadîts dan dikisahkan pula oleh Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam sebagaimana yang beliau katakan:

فَإِنَّهُ أَعْجَبَنِي حَدِيثُ تَمِيمٍ أَنَّهُ وَافَقَ الَّذِي كُنْتُ أُحَدِّثُكُمْ عَنْهُ

"Sesungguhnya telah menakjubkanku tentang kisah Tamîm, sesungguhnya kisahnya sesuai dengan apa yang aku kisahkan kepada kalian."

Ketika Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam mengutus 'Alî bin Abî Thâlib Radhiyallâhu 'Anhu untuk berdakwah ke Yaman itu disebutkan di dalam banyak riwayat, ketika Ja'far bin Abî Thâlib dan para shahabat hijrah ke Habasyah itu juga terdapat banyak riwayat, demikian pula pada kisah Salmân Al-Fârisî Radhiyallâhu 'Anhu ketika sampai di Baitul Maqdis di Palestina terdapat pula riwayatnya.

Ikhwânî Fiddîn Rahimahumullâh, adapun kalau hanya mengira-ngira dan mengarang-ngarang cerita dan berita seperti yang disebutkan oleh para penulis dan para peneliti dengan tanpa ada riwayat atau rujukan yang shahîh maka semua orang bisa melalukannya, orang bisa saja membuat bukti-bukti buatan, membuat surat menyurat lalu dinamai dengan surat shahabat kepada raja di Indonesia atau membuat ukiran tulisan di kuburan dengan lafazh kalimat Tauhîd sebagai bukti keislaman di Indonesia pada zaman para shahabat maka itu bisa saja dibuat-buat oleh orang-orang belakangan. 
Oleh karena itu Allâh Tabâraka wa Ta'âlâ memerintahkan kita untuk benar-benar meneliti setiap cerita dan berita yang datang kepada kita:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ جَآءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْۤا اَنْ  تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepada kalian membawa suatu berita maka telitilah oleh kalian kebenarannya supaya kalian tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan, yang akhirnya kalian menyesali perbuatan kalian." (Surat Al-Hujurât: 6).

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada Jum'at 22 Rabî'ul Awwâl 1440 / 30 November 2018 di Kemang Pratama 3 Bekasi. 

⛵️ https://t.me/majaalisalkhidhir/2329

http://alkhidhir.com/sirah/tinjauan-tentang-berita-bahwa-para-shahabat-pernah-ke-nusantara/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar