Senin, 16 Maret 2020

SIKAP KITA TERHADAP VIRUS CORONA


Pertanyaan:
Ustâdz, fenomena sekarang ini kebanyakan manuasia membicarakan corona, bahkan sampai kajian diliburkan, salaman sesama muslim dibatasi, kebanyakan manusia takut dengan Corona. Bagaimana sebagai Ahlussunnah  menyikapi kasus corona ini Ustâdz? 
(Pertanyaan dari Tambun Bekasi). 

Jawaban:
Kita menyikapi Corona sebagaimana para salaf menyikapi Thâ'ûn, berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَقْدَمُوا عَلَيْهِ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ

"Jika kalian telah mendengarkan tentang Thâ'ûn (wabah seperti Corona) menimpa suatu negeri maka janganlah kalian masuk ke dalamnya, jika menimpa suatu negeri dalam keadaan kalian di dalamnya maka janganlah kalian keluar untuk lari darinya." Riwayat Al-Bukhârî (no. 3473).

Keberadaan kita sekarang berada di Jabodetabek yang telah terkena wabah dalam keadaan tidak terisolasi antara satu kota dengan kota yang lainnya, oleh karena itu tidak perlu kita terlalu takut terhadap virus Corona, karena kita berpegang kepada perintah salaf kita Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

لَيْسَ مِنْ أَحَدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا، يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ يُصِيبُهُ إِلاَّ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ، إِلاَّ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ شَهِيدٍ

"Tidaklah dari seseorang yang wabah itu sedang terjadi lalu dia menetap di negerinya dalam keadaan bersabar lagi mengharap pahala, dia mengetahui bahwasanya itu tidak akan menimpanya kecuali sesuai dengan apa yang telah Allâh tetapkan baginya melainkan baginya itu semisal pahala orang yang mati syahîd." Riwayat Al-Bukhârî (no. 3474).

Kita yang berada di negeri yang terkena wabah seperti ini tentu akan mendengarkan berbagai komentar dari para komentator dan juga akan melihat berbagai sikap yang bermunculan dari sebagian orang, oleh karena itu hendaklah kita tetap komitmen dengan jamâ'ah dan pemimpin kaum Muslimîn, berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ

"Kamu komitmen dengan jamâ'ah dan pemimpin kaum Muslimîn." Riwayat Al-Bukhârî (no. 3606).

Apabila kita telah saksikan kaum Muslimîn sudah terbatasi aktivitas mereka, sudah tidak mengikuti kajian ilmu secara langsung, sudah tidak jum'atan dan tidak shalat berjamâ'ah di masjid karena wabah telah menyebar maka hendaklah sikap kita juga sebagaimana mereka. Kita tidak diperkenankan memaksakan diri untuk tetap shalat berjamâ'ah, karena bisa jadi kita akan tertulari wabah dari orang lain atau kalau di antara kita terkena wabah lalu dia memaksakan berjamâ'ah maka tentu wabah yang mengenainya akan menular ke yang lain, oleh sebab itu hendaklah kita mengisolasi diri dari orang-orang yang berada di sekitar lingkungan kita sampai nanti Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ lenyapkan wabah ini:

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَاۤ إِن نَّسِینَاۤ أَوۡ أَخۡطَأۡنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَیۡنَاۤ إِصۡرࣰا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَاۤۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَـٰفِرِینَ

"Wahai Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami keliru. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak sanggup memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau adalah Walî (Maha Penolong) kami, maka tolonglah kami atas kaum yang kâfir." [Surat Al-Baqarah: 286].

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada hari Senin tanggal 21 Rajab 1441 / 16 Maret 2020 di Mutiara Gading Timur Bekasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar