📱 Pertanyaan:
Apakah wâjib berpegang kepada 'âlim 'ulamâ tertentu seperti wâjib bermadzhab dengan madzhab tertentu?
📲 Jawaban:
Kalaulah berpegang kepada seorang 'âlim merupakan suatu kewajiban maka tentu kami akan berpegang kepada Al-Imâm Muqbil bin Hâdî Al-Wâdi'î Rahimahullâh, karena kuatnya beliau dalam berpegang kepada dalîl, tidaklah beliau berdalîl dengan suatu hadîts kecuali hadîts itu shahîh dan tidaklah beliau menshahîhkan suatu hadîts kecuali dengan ketat dan teliti, tidaklah beliau menulis kitâb hadîts kecuali beliau meneliti ulang dan atau mengajarkannya sehingga kitâbnya benar-benar teruji.
Di antara 'ulamâ kita berpendapat kalau bermadzhab itu suatu kewajiban maka tentu mereka akan bermadzhab dengan madzhab Ahmad bin Hanbal Rahimahullâh, namun tidak wâjib bermadzhab dengan madzhab tertentu sebagaimana tidak wâjib berpegang kepada 'âlim tertentu, karena yang wâjib itu hanyalah berpegang kepada dalîl, Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ telah perintahkan:
اِتَّبِعُوْا مَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوْا مِنْ دُوْنِهٖۤ اَوْلِيَآءَ ۗ قَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَ
"Ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian, dan janganlah kalian mengikuti para wali selain-Nya. Sangat sedikit kalian mengambil pelajaran." (Al-A'râf: 3).
Orang yang mengikuti dalîl pasti tidak akan tersesat, karena Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam telah katakan:
وَقَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ كِتَابَ اللَّهِ
"Sungguh aku telah meninggalkan sesuatu kepada kalian yang kalian tidak akan tersesat setelahnya, jika kalian berpegang kepadanya yaitu Kitâbullâh." Diriwayatkan oleh Muslim dari Jâbir bin 'Abdillâh Radhiyallâhu 'Anhumâ.
Di dalam hadîts yang diriwayatkan oleh Al-Hâkim dari Abû Hurairah Radhiyallâhu 'Anhu dengan lafazh:
إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي
"Sungguh aku benar-benar telah meninggalkan dua perkara untuk kalian yang kalian tidak akan tersesat setelah kalian berpegang kepada keduanya, yaitu Kitâbullâh dan Sunnahku."
Adapun orang yang mengutamakan berpegang kepada 'âlim tertentu daripada berpegang kepada dalîl atau mengikuti madzhab tertentu daripada mengikuti dalîl maka keberadaannya seperti yang Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ katakan:
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّبِعُوْا مَاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ قَالُوْا بَلْ نَـتَّبِعُ مَاۤ اَلْفَيْنَا عَلَيْهِ اٰبَآءَنَا ۗ اَوَلَوْ كَانَ اٰبَآ ؤُهُمْ لَا يَعْقِلُوْنَ شَيْئًـا وَّلَا يَهْتَدُوْنَ
"Apabila dikatakan kepada mereka: Ikutilah apa yang telah diturunkan oleh Allâh maka mereka menjawab: "Bahkan kami akan mengikuti apa yang kami dapati pada tokoh-tokoh besar kami. Padahal tokoh-tokoh besar mereka tidak mengetahui apa pun dan tidak mendapat petunjuk." (Al-Baqarah: 170).
Sungguh bagus apa yang dikatakan oleh Sulaimân At-Taimî Rahimahullâh:
لَوْ أَخَذْتَ بِرُخْصَةِ كُلِّ عَالِمٍ أَوْ زَلَّةِ كُلِّ عَالِمٍ اجْتَمَعَ فِيكَ الشَّرُّ كُلُّهُ
“Kalau kamu berpegang kepada pembolehan dari setiap 'âlim atau kamu berpegang kepada ketergelinciran dari setiap 'âlim maka terkumpullah padamu kejelekan seluruhnya.” Diriwayatkan oleh Abû Nu’aim.
Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada tanggal 17 Syawwal 1439 di Binagriya Pekalongan.
⛵️ http://t.me/majaalisalkhidhir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar