Tidak mau tahu tentang kebenaran atau berpaling dari kebenaran, berakibat mendapatkan kesempitan dada atau kesempitan hidup, berkata Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:
وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِی فَإِنَّ لَهُۥ مَعِیشَةࣰ ضَنكࣰا وَنَحۡشُرُهُۥ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِ أَعۡمَىٰ
"Barangsiapa berpaling dari kitâb-Ku maka sungguh baginya penghidupan yang sempit dan pada hari Kiamat kami akan menghimpunnya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." [Surat Tha-Ha 124].
Sedangkan berupaya untuk mengetahui kebenaran lalu mengamalkannya, maka akan mendapatkan ujian yang setelahnya akan memperoleh kekokohan dan kebaikan, berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
"Barangsiapa yang Allâh inginkan kebaikan kepadanya maka Allâh akan memberikan ujian kepadanya." Riwayat Al-Bukhârî.
Fâidah dari Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada malam Senin tanggal 26 Muharram 1442 / 14 September 2020 di Dârul Qur'ãn wal Hadîts Bekasi.