📱 Pertanyaan:
Benarkah bahwa Asy-Syaikh Yahyâ menerlantarkan dakwah Asy-Syaikh Muqbil dan Dârul Hadîts Dammâj serta lari dari perang?
📲 Jawaban:
Kalau yang mengatakannya itu adalah keluaran dari Dârul Hadîts Dammâj maka sungguh benar-benar dia telah melakukan pengingkaran terhadap kebaikan yang pernah dia rasakan dan nanti dia akan ditanya tentang apa yang dia ucapkan itu:
وَلَا تَقۡفُ مَا لَیۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولࣰا
"Janganlah kamu berucap terhadap apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan padanya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semua itu akan dimintai pertanggung jawabannya." [Surat Al-Isrâ': 36].
Al-Imâm Muqbil bin Hâdî Al-Wâdi'î Rahmatullâh 'Alainâ wa 'Alaih pernah menyampaikan pesannya ke pemerintah Yaman kalau pemerintah Yaman menghentikan dakwah beliau di Yaman maka beliau akan berhenti berdakwah dan kalau pemerintah Yaman memerintahkan beliau untuk keluar dari Yaman maka beliau akan keluar.
Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûrî serta seluruh Ahlul 'ilmi dan para Thâlibul 'Ilmi 'Afallâhu 'Annâ wa 'Anhum memilih hijrah dari Dammâj dan meninggalkan Dârul Hadîts Dammâj dikarenakan permintaan pemerintah Yaman untuk secepatnya meninggalkan Dammâj karena kaum pemberontak Hûtsî Syî'ah-Râfidhah semakin diperkuat dalam pengepungan terhadap Dammâj, sementara Kitâf telah mereka hancurkan, dan pemerintah Yaman menjanjikan akan memberi ganti terhadap yang ditinggalkan di Dammâj. Padahal sepekan sebelum kami semua hijrah meninggalkan Dammâj, Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûrî 'Afallâhu 'Annâ wa 'Anhu memerintahkan untuk tidak mundur, dan jangan memberi kesempatan bagi kaum Syi'ah Râfidhah untuk maju sedikitpun, terkhusus yang di pertahanan Âlu Mannâ', dan kami bersama beberapa orang Indonesia bertempat di pertahanan Âlu Mannâ'. Beberapa kawan asal Baidhâ memberitahu kami bahwa Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûrî akan datang ke Âlu Mannâ', sampai kami katakan kepadanya kalau Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûrî 'Afallâhu 'Annâ wa 'Anhu datang ke sini, bukan beliau yang kita khawatirkan, namun para penjaga yang kita khawatirkan, karena akan lebih terfokus kepada penjagaan kepada beliau, sementara kita di sini harus benar-benar memaksimalkan pada penjagaan terhadap pertahanan Âlu Mannâ' jangan sampai kaum Syî'ah Râfidhah bisa menerobos masuk.
Pada serangan terhadap bukit Barrâqah dulu yang bertepatan dengan satu Muharram 1433 Hijriyyah, Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûrî 'Afallâhu 'Annâ wa 'Anhu sudah mempersiapkan diri untuk ikut naik ke bukit Barrâqah namun para pengawal beliau tidak menginginkan beliau ikut naik ke bukit, dan Alhamdulillâh ketika itu sekitar 50 ikhwah yang sudah berhasil naik di bukit Barrâqah untuk membantu ikhwah yang masih tersisa di bukit Barrâqah, dan sejarah ini telah kami kisahkan di dalam buku "Serangan Satu Muharram Sejarah Perbuatan Jahat dan Kejam Syî'ah Râfidhah Terhadap Islâm", Alhamdulillâh buku tersebut terbit hari ini.
Adapun perginya Asy-Syaikh Yahyâ Al-Hajûrî 'Afallâhu 'Annâ wa 'Anhu ke Kerajaan Saudi Arabia maka itu atas dukungan pemerintah pula, dan sekarang beliau telah kembali ke Yaman itu juga atas dukungan dari pemerintah, baik pemerintah Yaman ataupun pemerintah Saudi Arabia. Dan keberadaan Dârul Hadîts baru di Jûbah itu sebagai ganti atas Dârul Hadîts lama di Dammâj, jadi tidak ada yang namanya dakwah diterlantarkan, Alhamdulillâh dakwah akan senantiasa berkiprah, eksis dan tegak di muka bumi, berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ
"Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang nampak di atas kebenaran, tidak memudharatkan mereka orang yang menerlantarkan mereka hingga datang keputusan Allâh." Riwayat Al-Bukhârî dan Muslim.
Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada hari Jum'at 15 Dzulhijjah 1440 / 16 Agustus 2019 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar