Rabu, 12 Agustus 2020

MENYOAL PERAYAAN MAULID


Pertanyaan:
Ustâdz, apa keutamaan merayakan maulid?

Jawaban:
Tidak ada keutamaan pada perayaan maulid, yang ada keutamaannya adalah puasa pada hari Senin yang merupakan hari kelahiran Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, beliau berkata tentang puasa hari Senin:

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ

"Itu adalah hari yang aku dilahirkan padanya." Riwayat Al-Bukhârî dari Abû Qatâdah Al-Anshârî Radhiyallâhu 'Anhu.

Adapun perayaan maulid maka itu tidak ada dalilnya, bahkan itu merupakan pengikutan terhadap ajaran yang dibuat oleh 'Ubaidullâh bin Maimûn Al-Qaddâh, kakeknya adalah Yahûdî, lalu dia menisbatkan dirinya secara dusta bahwa dia termasuk Ahlul Bait, kemudian mengaku sebagai Imam Mahdî, yang hakekatnya dia ini adalah pimpinan sekte Bathiniyyah, telah berkata Ibnu Katsîr Rahimahullâh tentang orang ini:

ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻳَﻬُﻮْﺩِﻳًّﺎ، ﻓَﺪَﺧَﻞَ ﺑِﻼَﺩَ ﺍﻟْﻤَﻐْﺮِﺏِ ﻭَﺗُﺴَﻤَّﻰ ﺑِﻌُﺒَﻴْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ، ﻭَﺍﺩَّﻋَﻰ ﺃَﻧَّﻪُ ﺷَﺮِﻳْﻒُ ﻋَﻠْﻮِﻱٍّ ﻓَﺎﻃِﻤِﻲٍّ، ﻭَﻗَﺎﻝَ ﻋَﻦْ ﻧَﻔْﺴِﻪِ ﺇِﻧَّﻪُ ﺍﻟْﻤَﻬْﺪِﻱُّ

"Dahulunya dia adalah Yahûdî, lalu dia datang ke negri Maghribi kemudian dia menamai dirinya dengan 'Ubaidullâh, dia mengaku bahwa dirinya adalah Syarîf 'Alwî Fâthimî. Dan dia berkata tentang dirinya bahwasanya dia adalah Al-Mahdî."

Dialah yang mengadakan acara maulid, karena sudah menjadi kebiasaan orang-orang Yahûdî, bila mereka kagum terhadap suatu hari maka mereka adakan sebagai hari raya, orang-orang Yahûdî di zaman Amîrul Mu'minîn 'Umar Ibnul Khaththâb Radhiyallâhu 'Anhu pernah berkata:

يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ لَوْ أَنَّ عَلَيْنَا نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ: الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا لاَتَّخَذْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ عِيدًا

"Wahai Amîrul Mu'minîn kalau seandainya ayat ini turun kepada kami: "Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian dan Aku cukupkan bagi kalian nikmat-Ku serta Aku ridhai Islâm sebagai agama kalian." Sungguh kami akan jadikan hari tersebut sebagai hari raya."
Maka Amîrul Mu'minîn 'Umar Ibnul Khaththâb Radhiyallâhu 'Anhu berkata:

إِنِّي لأَعْلَمُ أَيَّ يَوْمٍ نَزَلَتْ هَذِهِ الآيَةُ، نَزَلَتْ يَوْمَ عَرَفَةَ فِي يَوْمِ جُمُعَةٍ

"Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui hari turunnya ayat ini, yaitu turun pada hari 'Arafah pada hari Jum'at." Riwayat Al-Bukhârî. 

Allâh Tabâraka wa Ta'âlâ turunkan bertepatan dengan hari raya Islâm, yaitu hari Jamâ'ah haji berkumpul di 'Arafah pada hari Jum'at. 

Ikhwânî Fiddîn Rahimahumullâh, apa yang dibuat dan diada-adakan oleh anak Yahûdî 'Ubaidullâh bin Maimûn Al-Qaddâh benar-benar diikuti oleh sebagian manusia pada umat ini, padahal jelas tujuannya untuk merubah dan menjadikan agama ini semisal dengan agama mereka yang mereka telah memberikan banyak tambahan kepada agama mereka, di kalangan mereka ada acara kelahiran nabi mereka, ada acara kelahiran 'Îsâ Al-Masîh dan acara-acara lainnya. Oleh karena itu kita ingatkan kembali kepada setiap orang muslim bahwa Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ telah katakan:

وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

"Orang-orang Yahudi dan Nashârâ tidak akan suka kepadamu sampai kamu mengikuti agama mereka." [Surat Al-Baqarah: 120].

Dijawab oleh: 
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir pada hari Selasa 19 Rabî'ul Awwal 1440 / 27 November 2018. 

⛵️ http://alkhidhir.com/aqidah/menyoal-perayaan-maulid/
⛵️ https://t.me/majaalisalkhidhir/2318



Tidak ada komentar:

Posting Komentar