Pertanyaan:
Ustâdz, bacaan nama Nabî Khidhir itu bagaimana yang benarnya karena ada yang baca Khadhir? Benarkah itu bukan nama aslinya? Apakah beliau benar masih hidup sampai sekarang?
Jawaban:
Penamaan Al-Khidhir ada padanya 6 bacaan:
1) Boleh dibaca الْخِضِرُ dengan mengkasrah huruf khâ' dan huruf dhâd.
2) Boleh dibaca الْخِضَرُ dengan mengkasrah huruf khâ' dan memfathah huruf dhâd.
3) Boleh dibaca الْخَضِرُ dengan memfathah huruf khâ' dan mengkasrah huruf dhâd.
4) Boleh dibaca الْخِضْرُ dengan mengkasrah huruf khâ' dan mensukun huruf dhâd.
5) Boleh dibaca الْخَضْرُ dengan memfathah huruf khâ' dan mensukun huruf dhâd.
6) Boleh dibaca الْخَضَرُ dengan memfathah huruf khâ' dan huruf dhâd.
Semua bacaan tersebut ada keluasan padanya.
Adapun tentang nama beliau maka sebagian 'ulamâ menyebutkan bahwa nama beliau adalah Balyâ bin Malkân sampai disebutkan silsilahnya hingga ke Sâm bin Nûh, akan tetapi tidak ada riwayat yang shahîh dari As-Sunnah menyebutkannya, sedangkan kunyah beliau disebutkan adalah Abul 'Abbâs. Beliau disebutkan pula termasuk keturunan raja.
Semua yang berkaitan dengan nama beliau, tidaklah shahîh periwayatannya dari Nabî akhir zaman Muhammad Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam kecuali nama julukan yaitu Al-Khidhir, ini yang shahîh dari As-Sunnah.
Beliau disebut dengan nama Al-Khidhir karena beliau pernah duduk di suatu tempat putih yang tidak ada tumbuh-tumbuhan padanya lalu tiba-tiba tumbuh dari bawah dan belakangnya berbagai tumbuh-tumbuhan hijau, berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:
إِنَّمَا سُمِّيَ الْخَضِرَ أَنَّهُ جَلَسَ عَلَى فَرْوَةٍ بَيْضَاءَ فَإِذَا هِيَ تَهْتَزُّ مِنْ خَلْفِهِ خَضْرَاءَ
"Bahwasanya beliau dinamai Al-Khidhir karena beliau duduk di suatu tempat yang putih, tiba-tiba tumbuh dari belakangnya berbagai tanaman hijau." Riwayat Ahmad dan Al-Bukhârî, pada riwayat Ahmad dengan lafazh:
فَإِذَا هِيَ تَحْتَهُ تَهْتَزُّ خَضْرَاءَ
"Tiba-tiba dari bawahnya tumbuh berbagai tumbuhan hijau."
Ini sebagai dalîl tentang kenabian beliau, dan juga menunjukkan tentang kenabian beliau adalah Mûsâ diperintah untuk menuntut ilmu kepadanya, padahal Mûsâ adalah orang terbaik dan orang pilihan yang Allâh telah memilihnya dari kalangan Banî Isrâîl namun beliau diperintah untuk menuntut ilmu kepada Al-Khidhir 'Alaihimash Shalâtu was Salâm. Dalîl yang paling jelas dari itu adalah perkataan Al-Khidhir kepada Mûsâ 'Alaihimash Shalâtu was Salâm:
إِنِّي عَلَى عِلْمٍ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ عَلَّمَنِيهِ لاَ تَعْلَمُهُ أَنْتَ وَأَنْتَ عَلَى عِلْمٍ عَلَّمَكَهُ لاَ أَعْلَمُهُ
"Sesungguhnya aku di atas suatu ilmu dari ilmu Allâh, Dia telah mengajarkannya kepadaku yang kamu tidak mengetahuinya. Dan kamu berada di atas suatu ilmu, Dia telah mengajarkannya kepadamu yang aku tidak mengetahuinya."
Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ mengajarkan ilmu kepada Al-Khidhir dengan cara mewahyukan kepadanya sebagaimana mengajarkan ilmu kepada Mûsâ dengan cara mewahyukan pula kepadanya, ini diperjelas pada perkataan Al-Khidhir kepada Mûsâ 'Alaihimash Shalâtu was Salâm ketika dipertanyakan tentang perbuatan-perbuatannya:
وَمَا فَعَلۡتُهُۥ عَنۡ أَمۡرِیۚ
"Tidaklah aku melakukan perbuatan-perbuatanku itu dari keinginanku." [Surat Al-Kahfi: 82].
Adapun tentang keberadaannya masih hidup atau sudah wafat, maka ini terjadi perbedaan pendapat di kalangan 'ulamâ, pendapat yang benar adalah beliau telah wafat, karena kalau beliau masih hidup tentu beliau akan menampakkan diri di zaman Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam dan bersedia menjadi pengikut Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, karena Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam berkata:
لَوْ كَانَ مُوسَى حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلَّا اتِّبَاعِي
"Seandainya Mûsâ masih hidup maka tidaklah dia leluasa kecuali mengikutiku."
Kalaupun seandainya Al-Khidhir tidak bisa bertemu dengan Nabî akhir zaman Muhammad 'Alaihimash Shalâtu was Salâm di zamannya karena suatu keadaan maka bagi beliau tetap diharuskan mengikuti syari'at yang dibawanya sebagaimana Îsâ 'Alaihish Shalâtu was Salâm ketika nanti turun ke muka bumi beliau menjadi pengikut dan pembela syari'at Islâm.
Kalau Al-Khidhir 'Alaihish Shalâtu was Salâm masih hidup hingga hari ini maka beliau diharuskan keluar membantu kita berdakwah karena kita membutuhkan orang seperti beliau, namun kenyataannya tidak muncul maka dapat kita pastikan bahwa beliau telah wafat.
Yang berkaitan dengan keberadaan Nabiullâh Al-Khidhir 'Alaihish Shalâtu was Salâm kita tidak memiliki pengetahuan yang mendalam lagi mendeteil melainkan sebatas apa yang dikabarkan oleh Nabî akhir zaman Muhammad Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, dan beliau telah katakan:
يَرْحَمُ اللَّهُ مُوسَى، لَوَدِدْنَا لَوْ صَبَرَ حَتَّى يُقَصَّ عَلَيْنَا مِنْ أَمْرِهِمَا
"Semoga Allâh merahmati Mûsâ, kita benar-benar senang kalau Mûsâ bersabar sampai dikisahkan kepada kita tentang perjalanan hidup keduanya." Riwayat Al-Bukhârî.
Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada hari Rabu tanggal 6 Ramadhân 1441 / 29 April 2020 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar