Pertanyaan:
Mana yang utama shalat di masjid Ahlussunnah tapi shaffnya renggang satu meter, wâjib pakai masker dan cuci tangan karena takut virus corona atau shalat di masjid umumnya orang-orang awam yang shaffnya renggang hanya satu jengkal atau dua jengkal saja dan kadang rapat jika jamâ'ah banyak, bebas pakai masker ataupun tidak, juga tidak harus cuci tangan karena sudah cukup wudhû?
Jawaban:
Hendaklah seseorang melihat kepada masjid lain yang masih di sekitar tempat tinggalnya yang lebih mendekati sunnah dalam pelaksanaan shalat berjamâ'ah, jangan seseorang meremehkan ancaman dari menyelisihi sunnah pada pengaturan shaff. Tidak sepantasnya bagi seseorang untuk menganggap remeh terhadap ancaman menyelisihi sunnah pada pengaturan shaff, karena Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam telah katakan:
لَتُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ وُجُوهِكُمْ
"Kalian mau benar-benar meluruskan shaff kalian ataukah Allâh akan menjadikan perselisihan di antara kalian." Riwayat Al-Bukhârî.
Perselisihan-perselisihan sudah sering berlalu dan orang-orang telah merasakan perihnya perselisihan-perselisihan yang sudah terjadi, masihkah sebagian orang ingin memancing sebab supaya muncul lagi perselisihan baru?
Merengkangkan shaff ini bukan masalah remeh dan bukan masalah ringan, kalau beralasan virus corona, maka keberadaan masjid lain yang bisa rapat atau hanya berjarak sejengkal itu menjadi hujjah atas masjid yang merenggangkan shaff semeter atau setengah meter.
Ikhwânî fiddîn Rahimakumullâh, kalau umat Islâm menampakkan keridhaan terhadap shaff-shaff diatur renggangnya dengan jarak semeter atau setengah meter, maka ini akan berlarut-larut dalam waktu yang lama dan akan terus menerus sampai waktu yang panjang. Sebagaimana shalat berjamâ'ah pada awal kemunculan fitnah virus corona ini, terabaikan shalat berjamâ'ah karena sebab yang tidak ada kejelasan, Alhamdulillâh setelah ditampakkan sebagian permainan di balik virus corona lalu mulai dibuat kelonggaran, boleh berjamâ'ah tapi dengan peraturan-peraturan, yang ke masjid untuk shalat berjamâ'ah diharuskan pakai masker dan jaga jarak, sementara sebagian orang yang mempertegas penerapan peraturan itu malah duduk santai di dekat masjid sambil merokok dan duduk manis berbincang-bincang dengan tanpa aturan jaga jarak sesama mereka yang sudah biasa menjauh dari shalat berjamâ'ah di masjid.
Kita hanya mengkhawatirkan bagi orang-orang yang mempertegas menerapkan peraturan yang menyelisihi syar'îat pengaturan shaff ini akan mendapatkan akibatnya atau akan mendapatkan fitnah,
sebagaimana pernah ada kejadian pada dua orang tua yang melarang keras anaknya dari keluar rumah dengan alasan takut virus corona, anaknya masih kecil dan masih di atas fitrah, dia bersikeras pada sikapnya untuk tetap keluar rumah, hingga ayahnya menakut-nakuti dengan ancaman ingin membakarnya, sampai ayahnya nekat keluarkan bensin dari kendaraannya dengan menggunakan selang, setelah itu disiramkan ke anaknya, lalu diancam membakar anaknya dengan maksud untuk menakut-nakuti anaknya, ternyata api benar-benar menjalar ke tubuh anaknya, ayahnya jadi gugup lari ke kamar mandi untuk ambil air, malah terjatuh, hingga dia lari memeluk anaknya, lalu dia ikut terbakar bersama anaknya, hingga anaknya mati karena terbakar dan ayahnya luka-luka bakar hingga dilarikan ke rumah sakit.
Ikhwânî fiddîn Rahimanî Warahimakumullâh, ini hanya melarang dan menakut-nakuti pada perkara mubah yaitu pada perkara keluar rumah, lalu bagaimana kalau melarang dan menakut-nakuti pada perkara wâjib, maka hendaklah takut dan hati-hati, berkata Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:
فَلۡیَحۡذَرِ ٱلَّذِینَ یُخَالِفُونَ عَنۡ أَمۡرِهِۦۤ أَن تُصِیبَهُمۡ فِتۡنَةٌ أَوۡ یُصِیبَهُمۡ عَذَابٌ أَلِیمٌ
"Hendaklah takut orang-orang yang menyelisihi perkara Nabî akan ditimpakan fitnah atau ditimpakan siksaan yang pedih." [Surat An-Nûr: 63].
Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada malam Selasa tanggal 25 Syawwâl 1441 / 16 Juni 2020 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi.
https://t.me/majaalisalkhidhir/4683
http://alkhidhir.com/aqidah/akibat-dari-menyelisihi-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar