Tatkala ada dalîl menyebutkan bahwa safar adalah penggalan atau potongan dari azab maka ada pula dalîl lain memberi keringanan bagi musâfir yang kehabisan bekal untuk meminta kepada manusia sebatas kebutuhannya selama safar. Pernah dua orang hamba Allâh yaitu Rasûlullâh Mûsâ dan Nabiullâh Al-Khidhir 'Alaihimash Shalâtu was Salâm kehabisan bekal safar hingga keduanya meminta para penduduk negeri namun mereka enggan memberi, Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ kisahkan di dalam Al-Qurãn:
فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰۤ إِذَاۤ أَتَیَاۤ أَهۡلَ قَرۡیَةٍ ٱسۡتَطۡعَمَاۤ أَهۡلَهَا فَأَبَوۡا۟ أَن یُضَیِّفُوهُمَا
"Keduanya berjalan hingga sampailah keduanya ke penduduk suatu negeri, lalu keduanya meminta jamuan makan kepada penduduk negeri itu namun mereka enggan untuk memberi jamuan makan kepada keduanya." [Surat Al-Kahfi: 77].
Walaupun ada keringanan bagi musâfir berupa kebolehan baginya meminta tatkala kehabisan bekal, tapi yang perlu dia pikirkan lagi tentang Mûsâ dan Al-Khidhir 'Aaihimash Shalâtu was Salâm yang mereka berdua adalah manusia terbaik di zaman itu namun ternyata tidak diberi padahal mereka berdua benar-benar membutuhkan, maka bagaimana denganmu? Tidakkah kamu merasa khawatir akan dipermalukan atau dikatakan yang bukan-bukan tatkala kamu mencoba meminta?!.
Oleh karena itu, memang sangat penting bagimu untuk benar-benar mempersiapkan perbekalan sebelum safar:
وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَیۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰۖ
"Berbekallah kalian, dan sungguh sebaik-baik bekal adalah taqwâ." [Surat Al-Baqarah: 197].
[ Muhammad Al-Khidhir ].
⛵️ https://t.me/majaalisalkhidhir/6293
⛵️ https://alkhidhir.com/adab/berbekallah-supaya-kamu-tidak-meminta-bekal/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar