عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قاَلَ: قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذاَ كاَنَ صَيْحَةٌ فيِ رَمَضاَنَ فَإِنَّهُ يَكُوْنُ مَعْمَعَةٌ فيِ شَوَّالَ، وَتَمْيِيْزُ القَباَئِلِ فيِ ذِيْ القَعْدَةِ، وَتَسْفِكُ الدِّماَءُ فيِ ذِيْ الحِجَّةِ وَالمُحَرَّمِ وَماَ المُحَرَّمُ يَقُوْلُهاَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ هَيْهَاتَ هَيْهاَتَ يَقْتُلُ النَّاسُ فِيْهِ هَرَجاً هَرَجاًُ، قُلْناَ وَماَ الصَّيْحَةُ ياَ رَسُوْلَ اللهِ؟ قاَلَ: هَذِهِ فيِ النِّصْفِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الجُمْعَةِ فَتَكُوْنُ هَذِهِ تُوْقِظُ النَّائِمِ وَتُقْعِدُ القَائِمَ وَتُخْرِجُ العَوَاتِقَ مِنْ خُدُوْرِهِنَّ فيِ لَيْلَةِ جُمْعَةٍ فيِ سَنَةٍ كَثِيْرَةُ الزَّلاَزِلِ وَالبَرَدِ، فَإِذاَ وَافَقَ شَهْرُ رَمَضاَنَ فيِ تِلْكَ السَّنَةِ لَيْلَةَ الجُمْعَةِ فَإِذاَ صَلَّيْتُمْ الفَجْرَ مِنْ يَوْمِ الجُمْعَةِ فيِ النِّصْفِ مِنْ رَمَضاَنَ فاَدْخُلُوْا بُيُوْتَكُمْ وَأَغْلِقُوْا أَبْوَابَكُمْ وَسَدُّوْا كُوْاكُمْ وَدَثِّرُوْا أَنْفُسَكُمْ وَسَدُّوْا آَذَانَكُمْ، فَإِذاَ أَحْسَسْتُمْ بِالصَّيْحَةِ فَخَرُّوْا ِللهِ سُجَّدًا وَقُوْلُوْا: سُبْحاَنَ القُدُّوْسُ، سُبْحاَنَ القُدُّوْسُ، رَبَّناَ القُدُّوْسُ، فَإِنَّهُ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ نَجاَ وَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ هَلَكَ
"Dari Ibnu Mas'ûd, beliau berkata: Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam berkata: "Apabila ada suara dahsyat tepat di bulan Ramadhân, maka itu akan terjadi beruntun sampai di bulan Syawwâl, banyak di antara golongan manusia lebih memisahkan diri di bulan Dzulhijjah, pertumpahan darah banyak terjadi di bulan Dzulhijjah tersebut, juga semakin klimaks ketika masuk di bulan Muharram." Apa yang terjadi di bulan Muharram? Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam mengucapkannya tiga kali." Apa yang terjadi di bulan Muharram? Kasihan, kasihan, manusia saling membunuh dengan pembunuhan yang banyak." Kami bertanya: Apa suara dahsyat itu wahai Rasûlullâh? Beliau menjawab: "Suara keras itu adalah mulai terjadi di pertengahan bulan Ramadhân, yang bertepatan di malam Jum'at, suara dahsyat itu mengagetkan orang-orang yang sedang tidur, menjatuhkan orang yang sedang berdiri, segala benda terhempas jauh keluar dari tempatnya atau para wanita terhempas keluar dari kamar-kamarnya, malam jum'at pertengahan Ramadhân itu terjadi goncangan dahsyat dan cuaca sangat dingin. Apabila bulan Ramadhân itu tepat di tahun itu, dan jika kalian sedang melaksanakan shalat subuh pada malam Jum'at di pertengahan bulan Ramadhân tersebut masukklah kalian ke dalam rumah, kuncilah pintu rumah kalian, tutuplah kepala kalian, lindungi tubuh kalian dan tutuplah telinga kalian. Apabila kalian merasakan suara dahsyat, menyungkurlah sujud dan bacalah tasbih: “Maha Suci Allâh Yang Maha Suci, Maha Suci Allâh Yang Maha Suci Wahai Rabb kami Yang Maha Suci.” Karena sesungguhnya barangsiapa melakukan itu maka dia selamat, barangsiapa tidak melakukannya maka dia binasa”. Riwayat Abû Nu'aim. Nukilan dari kitâb Kanzûl 'Amal; Juz 14 hal. 570.
Jawaban:
Al-Imâm Ibnu Bâz Rahmatullâh 'Alainâ wa 'Alaih pernah ditanya tentang hadîts tersebut, beliau menyebutkan pada jawabannya:
فَهٰذَا الْحَدِيثُ لَا أَسَاسَ لَهُ مِنَ الصِّحَّةِ، بَلْ هُوَ بَاطِلٌ وَكَذِبٌ
"Hadîts ini tidak ada landasan padanya dalam keshahîhannya, bahkan ini adalah hadîts batil dan hadîts dusta."
Beberapa orang dâ'î akhir zaman memaksa-maksakan hadîts tersebut sebagai dalîl untuk menakut-nakuti kaum Muslimîn, apabila disampaikan bahwa hadîts tersebut palsu atau tidak ada kebenarannya maka mereka akan bawakan hadîts-hadîts lain yang semakna, menurut mereka sebagai penguat atau pendukung terhadap hadîts tersebut, maka kita katakan bahwa hadîts tersebut tidak bisa dikuatkan dan didukung oleh hadîts-hadîts lain, karena hadîts-hadîts pendukung dan penguatnya pun berpenyakit pada sanad dan matannya, Ada suatu hadîts yang diriwayatkan oleh Al-Hâkim dan Abû Nu'aim dari jalur Ibnu Wahb, dari Maslamah bin 'Alî, dari Qatâdah dari Ibnul Musayyib dari Abû Hurairah.
Adz-Dzahabî Rahimahullâh juga telah mengomentari sanad hadîts tersebut, beliau katakan:
ذَا مَوضُوعٌ، وَمَسْلَمَةٌ سَاقِطٌ مَتْرُوكٌ
"Ini adalah hadîts maudhû', Maslamah adalah perawi yang sâqith lagi matrûk." Yakni dia adalah perawi yang parah dan ditinggalkan hadîtsnya.
Al-Hâkim telah mengomentari hadîts yang beliau riwayatkan tersebut, beliau katakan:
حَدِيثٌ غَرِيبُ الْمَتْنِ
"Ini adalah hadîts gharîb pada matannya." Yakni dha'îf pada matannya.
As-Suyûthî Rahimahullâh menyebutkan sanad-sanad lain terhadap hadîts ini namun tersimpulkan:
كُلُّهَا مَعْلُولَةٌ
"Seluruhnya ada 'illah." Yakni berpenyakit.
Yang jelasnya hadîts tersebut adalah hadîts maudhû', apabila ditinjau dari kenyataan pun tidaklah membenarkan matan hadîts tersebut, oleh karena itu berkata Ibnu Bâz Rahimahullâh:
وَقَدْ مَرَّ عَلَى الْمُسْلِمِينَ أَعْوَامٌ كَثِيرَةٌ صَادَفَتْ فِيهَا لَيلَةُ الْجُمُعَةِ لَيلَةَ النِّصْفِ مِنْ رَمَضَانَ فَلَمْ تَقَعْ فِيهَا بِحَمْدِ اللّٰهِ
"Sungguh telah berlalu atas orang-orang Muslim tahun-tahun yang banyak berpapasan padanya malam Jum'at dengan malam pertengahan pada bulan Ramadhân namun tidak terjadi padanya segala puji bagi Allâh."
Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada hari Jum'at tanggal 9 Sya'bân 1441 / 3 April 2020 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar