Halaman

Jumat, 29 Mei 2020

PERANG DUNIA 3 SEMAKIN DEKAT


Pertanyaan:
Ustâdz, kalau nanti pasukan orang-orang mu'min Indonesia pada bergabung dengan pasukan Imâm Mahdî, lalu bagaimana isteri-isteri dan anak-anak mereka? dititipkan dimana? Ataukah ikut dibawa? 

Jawaban:
Mereka menitipkan keluarga mereka di tempat aman yang telah ditaklukkan oleh mereka sebagaimana kebiasaan dalam peperangan yang telah berlalu, hingga kemudian mereka menitipkan keluarga mereka di Madînah yang tentunya setelah pengosongan Madînah dari orang-orang munâfiq. 
Mereka menitipkan keluarga mereka di Madînah karena mereka akan terus maju berjihâd untuk menaklukkan Konstantinopel, ini seperti yang diceritakan oleh Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَنْزِلَ الرُّومُ بِالأَعْمَاقِ أَوْ بِدَابِقَ فَيَخْرُجُ إِلَيْهِمْ جَيْشٌ مِنَ الْمَدِينَةِ مِنْ خِيَارِ أَهْلِ الأَرْضِ يَوْمَئِذٍ، فَإِذَا تَصَافُّوا قَالَتِ الرُّومُ: خَلُّوا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الَّذِينَ سَبَوْا مِنَّا نُقَاتِلْهُمْ. فَيَقُولُ الْمُسْلِمُونَ: لاَ وَاللَّهِ لاَ نُخَلِّي بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ إِخْوَانِنَا. فَيُقَاتِلُونَهُمْ فَيَنْهَزِمُ ثُلُثٌ لاَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ أَبَدًا، وَيُقْتَلُ ثُلُثُهُمْ أَفْضَلُ الشُّهَدَاءِ عِنْدَ اللَّهِ، وَيَفْتَتِحُ الثُّلُثُ لاَ يُفْتَنُونَ أَبَدًا، فَيَفْتَتِحُونَ قُسْطُنْطِينِيَّةَ فَبَيْنَمَا هُمْ يَقْتَسِمُونَ الْغَنَائِمَ قَدْ عَلَّقُوا سُيُوفَهُمْ بِالزَّيْتُونِ إِذْ صَاحَ فِيهِمُ الشَّيْطَانُ: إِنَّ الْمَسِيحَ قَدْ خَلَفَكُمْ فِي أَهْلِيكُمْ. فَيَخْرُجُونَ وَذَلِكَ بَاطِلٌ، فَإِذَا جَاءُوا الشَّأْمَ خَرَجَ فَبَيْنَمَا هُمْ يُعِدُّونَ لِلْقِتَالِ يُسَوُّونَ الصُّفُوفَ إِذْ أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ فَأَمَّهُمْ، فَإِذَا رَآهُ عَدُوُّ اللَّهِ ذَابَ كَمَا يَذُوبُ الْمِلْحُ فِي الْمَاءِ فَلَوْ تَرَكَهُ لاَنْذَابَ حَتَّى يَهْلِكَ وَلَكِنْ يَقْتُلُهُ اللَّهُ بِيَدِهِ فَيُرِيهِمْ دَمَهُ فِي حَرْبَتِهِ

"Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga bangsa Romawi datang ke A'mâq dan Dâbiq, lalu pasukan dari Madînah datang menghadang mereka. Mereka termasuk penduduk bumi yang terbaik pada zamannya. Ketika mereka telah berbaris, bangsa Romawi berkata: “Biarkanlah antara kami dan orang yang tertawan dari kalangan kami sehingga kami dapat membunuh mereka.” Kemudian kaum Muslimîn berkata: “Demi Allâh, kami tidak akan membiarkan antara kalian dengan saudara-saudara kami (tawanan dari bangsa Romawi yang telah memeluk Islâm),” lalu kaum Muslimîn memerangi mereka. Yang sepertiga dari mereka menyerah dan tunduk kepada musuh, Allâh tidak menerima taubat mereka selamanya. Yang sepertiga dari mereka dibunuh, mereka adalah sebaik-baik syuhadâ di sisi Allâh. Dan yang sepertiga melakukan penaklukan, mereka tidak akan terkena fitnah untuk selamanya. Lalu mereka menaklukkan Konstantinopel. Tatkala mereka sedang membagikan harta rampasan perang, dan mereka telah menggantungkan pedang-pedang mereka di pohon zaitûn, tiba-tiba setan berteriak:
"Sesungguhnnya Al-Masîh Ad-Dajjâl telah mendatangi keluarga kalian." Kemudian mereka keluar, ternyata itu adalah dusta. Setelah itu mereka menuju ke Syâm, ternyata Al-Masîh Dajjâl keluar.
Tatkala mereka sedang mempersiapkan diri untuk perang, mereka meluruskan barisan, ternyata dikumandangkan adzân untuk shalat, tiba-tiba ‘Îsâ bin Maryam turun maka mereka memintanya untuk mengimami mereka. Apabila musuh Allâh (yakni Al-Masîh Ad-Dajjâl) melihat beliau maka dia akan meleleh sebagaimana garam larut di dalam air, kalaupun beliau membiarkannya tetap dia akan meleleh lalu binasa, akan tetapi Allâh menginginkan beliau membunuhnya dengann tangannya lalu memperlihatkan kepada mereka darahnya yang ada di belatinya." Riwayat Muslim (no. 7460). 

Pada hadîts ini dapat kita petik faedah, di antaranya:

1) Termasuk tanda semakin dekatnya hari Kiamat adalah adanya peperangan, berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ وَهْوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ

"Akan banyak kerusuhan, yaitu peperangan benar-benar terjadi." Riwayat Al-Bukhârî (no. 85).

2) Akan terjadi pengosongan Madînah, yakni semua orang-orang munâfiq akan keluar darinya, ini terjadi pada perang dunia besar-besaran, berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

عُمْرَانُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَرَابُ يَثْرِبَ، وَخَرَابُ يَثْرِبَ خُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ وَخُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ فَتْحُ الْقُسْطَنْطِينِيَّة، وَفَتْحُ الْقُسْطَنْطِينِيَّة خُرُوجُ الدَّجَّالِ

"Kemakmuran Baitul Maqdis itu pada saat pengosongan Yatsrib, pengosongan Yatsrib itu pada saat terjadinya perang dunia besar-besaran, terjadinya perang dunia besar-besaran itu pada saat penaklukan Konstantinopel dan penaklukan Konstantinopel itu pada saat keluarnya Dajjâl." Riwayat Abû Dâwud (no. 4294).

3) Setelah Madînah dibersihkan dari orang-orang munâfiq, dan seluruh penduduknya telah murni kaum Muslimîn dengan tanpa ada seorang munâfiqpun lalu berangkatlah kaum Muslimîn yang dipimpin oleh Muhammad Al-Mahdî Radhiyallâhu 'Anhum untuk menghadang pasukan Romawi, kejadiannya seakan-akan pasukan Badr yang keluar dari Madînah untuk menghadang pasukan kaum Musyrikîn dari Makkah. Pasukan terbaik dan sebaik-baik pasukan di dalam Islâm adalah pasukan Badr dan pasukan kaum Muslimîn dengan pimpinan Muhammad Al-Mahdî Radhiyallâhu 'Anhum dalam menghadang pasukan Romawi lalu menaklukkan Konstantinopel. Ini seperti yang disebutkan di dalam hadîts dha'îf:

لَتُفْتَحَنَّ الْقُسْطَنْطِينِيَّةُ فَلَنِعْمَ الْأَمِيرُ أَمِيرُهَا وَلَنِعْمَ الْجَيْشُ ذَلِكَ الْجَيْشُ

"Akan benar-benar ditaklukkan Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin yang menaklukannya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan yang menaklukannya."

Dan masih sangat banyak faedah dari hadîts tersebut yang tidak mungkin kita sebutkan di kesempatan ini, Wabillâhit Taufîq.

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh pada hari Sabtu tanggal 8 Syawwâl 1441 / 30 Mei 2020 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi Indonesia. 

⛵️ http://t.me/majaalisalkhidhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar