Halaman

Sabtu, 04 April 2020

BIDADARI PENGHUNI SURGA BUKAN PENGHUNI DUNIA


Pertanyaan:
Pak kyai saya ada pertanyaan seputar cerita yang saya pernah baca bahwa dulu di Maluku Utara ada seorang laki-laki muda menemukan bidadari mandi di Danau terus dia bawa pulang lalu dia nikahi, dari pernikahannya lahirlah 4 orang anak laki-laki, semuanya kemudian menjadi Sultan, pertanyaan saya: Apakah benar bidadari ada yang turun ke dunia karena setahu saya bidadari hanya menetap di Surga? Mohon penjelasan pak kyai tentang masalah ini, terima kasih banyak atas penjelasannya pak kyai.

Jawaban:
Bidadari adalah makhluk yang Allâh ciptakan untuk menjadi isteri-isteri dan atau pelayan-pelayan bagi orang-orang yang beriman di dalam Surga, Allâh Ta'âlâ sebutkan tentang mereka dengan sebutan “Hûr ‘În”, Allâh berkata tentang para lelaki yang menjadi penghuni Surga:

وَزَوَّجۡنَـٰهُم بِحُورٍ عِینࣲ

“Kami nikahkan mereka dengan bidadari.” [Surat Ad-Dukhân: 54]. 
Banyak di dalam Al-Qur’ãn dan As-Sunnah menyebutkan tentang keberadaan para bidadari, bahwasanya mereka adalah makhluk yang berada di dalam Surga. Adapun mitos atau cerita bahwa pernah ada bidadari turun ke dunia lalu mandi di sungai, telaga atau di danau maka ini tidaklah benar atau bahkan itu permainan dari kalangan jin. 
Kita katakan demikian karena beberapa alasan:

1. Para bidadari memiliki sifat-sifat dan kecantikan yang tidak didapati pada wanita dunia.

2. Tidak ada riwayat menyebutkan bahwa ada dari penghuni Surga baik itu para bidadari atau pun yang selain mereka dikeluarkan dari Surga setelah keluarnya ayah dan ibu kita Ãdam dan Hawâ dari Surga.

3. Para bidadari tidak pernah disentuh oleh jin dan manusia sebagaimana yang Allâh katakan:

لَمۡ یَطۡمِثۡهُنَّ إِنسࣱ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَاۤنࣱّ

“Mereka para bidadari tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum penghuni Surga yang menjadi suami mereka dan tidak pula jin.” [Surat Ar-Rahmân: 74]. 
Lalu bagaimana kemudian diceritakan pernah disentuh dan dinikahi di dunia oleh orang-orang yang tidak jelas apakah mereka akan menjadi penghuni Surga ataukah Neraka?!.

4. Para bidadari dikekalkan di dalam Surga bersama penghuni Surga lainnya lalu bagaimana ada bidadari yang kemudian mati atau berumur seperti berumurnya anak manusia di dunia?!.

Kalaulah disebutkan pada kejadian wanita seperti itu adalah jelmaan dari bangsa jin maka ini bisa dibenarkan, karena jin bisa merubah bentuk dengan izin Allâh, disebutkan dalam suatu riwayat di dalam “Shahîh Muslim” tentang jin yang berubah bentuk menjadi ular kemudian bertikai dengan seorang shahabat karena ular tersebut masuk ke dalam rumah shahabat yang mulia tersebut. 
Keberadaan jin sama dengan keberadaan manusia, dari mereka ada yang beriman dan ada pula yang kâfir, ada yang baik dan ada yang jelak, mereka terbebani pula kewajiban untuk beribadah kepada Allâh 'Azza wa Jalla:

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِیَعۡبُدُونِ

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. [Surat Adz-Dzariyât: 56]. 

Jika ada jin merubah bentuk menjadi manusia dan dia memilih untuk hidup dengan sekelompok manusia, dia beragama dengan agama mereka, bertingkah laku sama dengan tingkah laku mereka maka bisa diikutkan ke golongan mereka, ini masuk pada keumuman perkataan Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

 المَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيلِهِ

“Seseorang itu di atas perilaku teman dekatnya.”
Di kalangan jin ada juga dari mereka beragam agama, bersekte-sekte dan berkelompok-kelompok, sebagaimana ada dalam suatu kisah tentang jin yang datang ke majlis orang shâlih lalu ditanyakan tentang kelompok-kelompok di dalam agama pada kalangan jin maka jin menyebutkan kelompok yang paling sesat di kalangan jin adalah Râfidhah, Wallâhu A'lam. 

Dijawab oleh:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar