NASEHAT AL-USTÂDZ MUHAMMAD AL-KHIDHIR UNTUK YANG BUKAN SANTRI SUPAYA TETAP SEMANGAT BELAJAR BAHASA ARAB
Ustâdz menyuruh salah seorang murid yang hadir di kajian: "Antum baca." Yakni membaca pelajaran.
Lalu Ustâdz bertanya kepadanya karena masih berpakaian dinas: "Antum baru dari kantor?"
Muridnya menjawab: "Iya Ustâdz."
Ustâdz berkata: "Mâsyâ Allâh." Ustâdz kagum kepadanya, lalu mendoakannya: "Bârakallâhu fîkum."
Setelah itu Ustâdz menyampaikan nasehat: "Diupayakan bisa terus menerus menghadiri kajian ini, diupayakan masing-masing bisa mengambil bagian dari 'ilmu ini."
Kemudian Ustâdz mengisahkan suatu hadîts yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrânî di dalam "Al-Ausath" (2/114):
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّهُ مَرَّ بِسُوقِ الْمَدِينَةِ، فَوَقَفَ عَلَيْهَا، فَقَالَ: يَا أَهْلَ السُّوقِ، مَا أَعْجَزَكُمْ! قَالُوا: وَمَا ذَاكَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ؟! قَالَ: ذَاكَ مِيرَاثُ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُقْسَمُ، وَأَنْتُمْ هَا هُنَا لا تَذْهَبُونَ فَتَأَخُذُونَ نَصِيبَكُمْ مِنْهُ؟! قَالُوا: وَأَيْنَ هُوَ؟ قَالَ: فِي الْمَسْجِدِ. فَخَرَجُوا سِرَاعًا إِلَى الْمَسْجِدِ، وَوَقَفَ أَبُو هُرَيْرَةَ لَهُمْ حَتَّى رَجَعُوا، فَقَالَ لَهُمْ: مَا لَكُمْ؟ قَالُوا: يَا أَبَا هُرَيْرَةَ فَقَدْ أَتَيْنَا الْمَسْجِدَ، فَدَخَلْنَا، فَلَمْ نَرَ فِيهِ شَيْئًا يُقْسَمُ. فَقَالَ لَهُمْ أَبُو هُرَيْرَةَ: أَمَا رَأَيْتُمْ فِي الْمَسْجِدِ أَحَدًا؟ قَالُوا: بَلَى، رَأَيْنَا قَوْمًا يُصَلُّونَ، وَقَوْمًا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ، وَقَوْمًا يَتَذَاكَرُونَ الْحَلالَ وَالْحَرَامَ، فَقَالَ لَهُمْ أَبُو هُرَيْرَةَ: وَيْحَكُمْ، فَذَاكَ مِيرَاثُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Abû Hurairah Radhiyallâhu 'Anhu, bahwasanya beliau melewati pasar di Madinah, kemudian beliau berhenti di pasar, lalu beliau berkata: “Wahai orang-orang yang di pasar, betapa ruginya kalian!”. Mereka bertanya: “Kerugian apakah itu wahai Abû Hurairah?”. Beliau menjawab: “Di sana ada warisan Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam sedang dibagikan dalam keadaan kalian di sini dan kalian tidak pergi untuk mengambil bagian kalian?”. Mereka bertanya: “Di mana itu?!” Beliau menjawab: “Di masjid.” Maka mereka bergegas pergi menuju masjid, sedangkan Abû Hurairah masih tetap menunggu di pasar hingga mereka kembali ke pasar, lalu Abû Hurairah bertanya kepada mereka: “Ada apa dengan kalian?” Mereka manjawab: “Wahai Abû Hurairah! Sungguh kami telah pergi ke masjid dan kami tidak melihat sesuatu apapun dibagikan.” Lalu Abû Hurairah bertanya kepada mereka: “Tidakkah kalian melihat seorang pun di masjid?” Mereka menjawab: “Tentu saja, kami melihat sekelompok orang yang sedang shalat, sekelompok yang lain sedang membaca Al Qur’ãn, dan sekelompok yang lain lagi saling memberikan pengajaran tentang perkara halâl dan harâm.” Maka Abû Hurairah berkata kepada mereka: “Sesungguhnya itulah warisan Muhammad Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam.”
Setelah Ustâdz menyuruh beberapa murid membaca pelajaran, lalu Ustâdz menyempatkan memberi suatu nasehat: "Apa yang Antum pelajari ini, jika Antum sudah mampu untuk mengajarkannya maka ajarkan, jangan mengira ini hanya urusan para santri, Antum juga hendaklah mengambil bagian. Dahulu di Dârul Hadîts Dammâj ada seorang dokter yang kerja di Puskesmas Dammâj, setiap hari beliau di Puskesmas, namun di luar jadwal kerja beliau manfaatkan mengikuti kajian di Dârul Hadîts Dammâj, beberapa tahun kemudian beliau membuka kajian, beliau pernah membuka kajian Ushûl di masjid Dârul Hadîts Dammâj dan yang hadir beberapa orang dari tokoh Dammâj dan beliau memiliki kitâb yang berjudul Kanzul Athfâl, kitab 'aqîdah untuk para pemula dan anak-anak."
(Disadur dari kajian Durûsullughah Al-'Arabiyyah bersama Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Ayyadahullâh di Mushallâ At-Taqwâ Ciketing Bekasi pada hari Ahad 20 Rabî'ul Awwal 1441 / 17 November 2019.
http://t.me/durusullughahmushallaattaqwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar