Pertanyaan:
Ustâdz, mana pendapat yang benar tentang kaum Nashârâ yang disebutkan oleh Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam akan bersatu dengan umat Islâm untuk memerangi musuh? Apakah Nashârâ Rusia dan China atau Nashârâ Amerika dan Inggris?
Jawaban:
Nashârâ yang dimaksud adalah Romawi, yakni Romawi sesuai dengan yang disebutkan oleh Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam pada zamannya. Ketika itu Rowami wilayah kekuasaannya mencakup Romawi Barat dan Romawi Timur, benua Eropa termasuk wilayah kekuasaannya, dan ibu kota Romawi adalah Konstantinopel. Romawi secara keseluruhannya ini yang dimaksudkan oleh Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam pada perkataannya:
سَتُصَالِحُونَ الرُّومَ صُلْحًا آمِنًا
"Kalian akan berdamai dengan Romawi dengan suatu perdamaian yang aman." Riwayat Abû Dâwud (no. 4292) dan Ibnu Mâjah (no. 4089).
Jadi jangan dibawa kepada Kristen Ortodoks saja atau menganggapnya Rusia saja, apalagi sampai mengikutkan China ke dalamnya, karena Romawi yang disebutkan di dalam surat Ar-Rûm dan yang disebutkan oleh Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam itu adalah Romawi para pemuja salîb secara umumnya, berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:
فيَرفَعُ رَجُلٌ مِنْ أهْلِ النَّصرانيَّةِ الصَّلِيبَ، فَيَقُولُ: غَلَبَ الصَّليبُ فيَغضَبُ رَجُلٌ مِنَ المُسْلِمينَ فيَدُقُّهُ، فَعِنْدَ ذٰلِكَ تَغْدِرُ الرُّومُ، وتَجْمَعُ لِلمَلْحَمَةِ
"Kemudian seseorang dari pemeluk agama Nashârâ mengangkat salîb lalu berkata: "Telah menang salîb." Maka seseorang dari pemeluk agama Islâm marah lalu mematahkan salîbnya. Di saat itulah Romawi berkhianat lalu mengumpulkan kekuatan untuk mengobarkan perang besar-besaran." Riwayat Abû Dâwud (no. 4292) dan Ibnu Mâjah (no. 4089).
Romawi yang disebutkan di sini adalah Romawi yang kekuasaannya sangat luas seperti Romawi di zaman Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam.
Setelah Islâm menyebar luas maka wilayah kekuasaan Romawi yang sangat luas itu terpecah belah hingga berbagai wilayah kekuasaannya di Eropa kembali membentuk kerajaan-kerajaan tersendiri. Inggris, Spanyol, Protugis, Belanda dan bangsa-bangsa lainnya membentuk kerajaan tersendiri, semuanya memisahkan bangsanya dari Romawi, sehingga tidak tersisa bagi Romawi kecuali hanya Konstantinopel.
Penaklukan Konstantinopel yang dilakukan oleh Daulah Utsmâniyyah dengan kepemimpinan Muhammad Al-Fatîh itu bukanlah menaklukkan Romawi sesuai yang disebutkan oleh Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam namun itu hanyalah penaklukan terhadap Konstantinopel saja. Dan nanti akan terbentuk lagi Romawi dengan persatuan dari 8 bangsa yang masing-masing bangsa memiliki bendera sendiri-sendiri dan masing-masing bangsa beragama Nashârâ, yang ditandai dengan adanya perdamaian bersama umat Islâm sebagaimana telah kita sebutkan hadîtsnya. Diperjelas pula oleh Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:
ثُمَّ هُدْنَةٌ تَكُونُ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ بَنِي الأَصْفَرِ فَيَغْدِرُونَ، فَيَأْتُونَكُمْ تَحْتَ ثَمَانِينَ غَايَةً، تَحْتَ كُلِّ غَايَةٍ اثْنَا عَشَرَ أَلْفًا
"Kemudian gencatan senjata yang itu terjadi pada waktu perjanjian antara kalian (umat Islâm) dan antara bangsa Banî Al-Ashfar (Romawi) lalu mereka mengkhianati perjanjian itu, kemudian mereka mengepung kalian di bawah delapan bendera perang yang pada setiap bendera terdiri dari 12.000 personil". Riwayat Al-Bukhârî (no. 3176).
Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada hari Jum'at tanggal 26 Dzulqa'dah 1441 / 17 Juli 2020 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar