📝 Pertanyaan:
'Afwân Ustâdz ganggu waktunya, saya ada pertanyaan: Apakah puasa sunah Syawwâl 6 hari berturut-turut menyelisihi hadîts puasa Nabî Dâwud 'Alaihis Salâm, tentang puasa sunah paling utama? Jazâkallâhu khairan wa Bârakallâhu fîkum.
📜 Jawaban:
Puasa 6 hari di bulan Syawwâl bukanlah bertujuan untuk menyelisihi puasa Dâwud 'Alaihish Shalâtu was Salâm yang akan dilakukan di bulan Syawwâl, karena kedua puasa tersebut termasuk dari puasa-puasa sunnah, dan keduanya sama-sama dianjurkan oleh Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam. Dengan demikian pelaksanaannya kembali kepada orang yang mau melaksanakannya, jika dia memilih untuk puasa Dâwud pada bulan Syawwâl dengan tanpa berpuasa 6 hari di bulan Syawwâl maka dia lakukan, akan tetapi dia tidak mendapatkan keutamaan yang disebutkan di dalam hadîts:
ﻣَﻦْ ﺻَﺎﻡَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺛُﻢَّ ﺃَﺗْﺒَﻌَﻪُ ﺳِﺘًّﺎ ﻣِﻦْ ﺷَﻮَّﺍﻝٍ ﻛَﺎﻥَ ﻛَﺼِﻴَﺎﻡِ ﺍﻟﺪَّﻫْﺮِ
"Barangsiapa berpuasa Ramadhân kemudian dia mengikutkannya dengan puasa 6 hari di bulan Syawwâl maka dia seperti berpuasa sepanjang zaman."
Jika dia memilih puasa 6 hari di bulan Syawwâl maka hendaklah dia lakukan, baik dia lakukan secara berurutan atau dia lakukan seperti pelaksanaan puasa Dâwud yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa, karena puasa 6 hari di bulan Syawwâl boleh dilakukan dengan tidak berurutan, berkata Ibnul 'Utsaimin Rahmatullâh 'Alainâ wa 'Alaih:
ﻭَﻳَﺠُﻮْﺯُ ﺃَﻥْ ﺗَﻜُﻮْﻥَ ﻣُﺘَﻔَﺮِّﻗَﺔً ﺃَﻭْ ﻣُﺘَﺘَﺎﺑِﻌَﺔً، ﻟَﻜِﻦِ ﺍﻟﺘَّﺘَﺎﺑُﻊَ ﺃَﻓْﻀَﻞُ
"Boleh pelaksanaannya berpisah-pisah atau berturut-turut, akan tetapi berturut-turut itu lebih utama."
Hendaklah seseorang mengutamakan puasa 6 hari di bulan Syawwâl daripada puasa Dâwud, karena puasa Dâwud memiliki keluasan waktu, adapun puasa 6 hari di bulan Syawwâl hanya terbatas pada bulan Syawwâl.
Kalau misalnya seseorang terbiasa puasa Dâwud dan dia ingin puasa 6 hari di bulan Syawwâl ini, dia lakukan seperti puasa Dâwud yaitu sehari puasa dan sehari tidak maka ini lebih bagus, ini sebagai penjelas pula bahwa puasa 6 hari di bulan Syawwâl itu bukan menyelisihi puasa Dâwud. Wallâhu A'lam.
Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada tanggal 3 Syawwâl 1438 di Kemang Pratama Bekasi.
⛵⛵⛵
http://t.me/majaalisalkhidhir
http://alkhidhir.com/fiqih/mengutamakan-puasa-6-hari-di-bulan-syawwal-daripada-puasa-dawud/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar