Halaman

Senin, 13 Januari 2020

BENARKAH RATU ELIZABETH KETURUNAN NABÎ SHALLALLÂHU 'ALAIHI WA SALLAM?


Pertanyaan:
Apakah benar Ratu Elizabeth memiliki darah dari Nabî Muhammad Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam? 

📩 Jawaban:
Orang-orang kâfir telah percaya bahwa Ratu Elizabeth termasuk dari keturunan Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam sebagaimana dinukil dari "Encyclopedia of Heraldry" yang berisikan tentang silsilah raja-raja Inggris khususnya dan raja-raja Eropa pada umumnya.

Mereka mengakui bahwa Ratu Elizabeth nasabnya bersambung sampai ke Isabella. Dan Isabella ini mereka akui sebagai puteri dari Raja Al-Mu'tamad bin 'Abbâd, padahal bukan puterinya akan tetapi isteri dari Al-Fath Ibnul Mu'tamad bin 'Abbâd sebagai penguasa Kordova ketika itu, yang dia dikenal dengan Al-Ma'mûn. 

Isabella semasa Islamnya bernama Zâidah, ketika pasukan salib yang dipimpin oleh Raja Alfonso VI menyerang Kordova dan Al-Ma'mûn khawatir terhadap isteri dan hartanya, dia pun menyuruh isterinya pergi menyelamatkan diri dengan membawa hartanya. 

Pada serangan dari pasukan salib yang dipimpin oleh Raja Alfonso VI ini mampu menaklukkan Kordova, mereka membantai kaum Muslimîn dan penguasa Kordova yaitu Al-Ma'mûn, kemudian mereka mendapati Zâidah istri Al-Ma'mûn, lalu mereka menjadikannya termasuk dari para tawanan dan mereka merampas harta yang dibawanya. 

Ketika Alfonso VI melihat Zâidah sebagai seorang janda dan teranggap sebagai wanita bergaris keturunan dari para raja Islâm maka dia pun tertarik padanya lalu menikahinya dan menjadikannya beragama Nashrânî dengan nama baptis Isabella.

Dari pernikahan itu lahirlah seorang anak yang dinamai dengan Shancho, setelah melahirkan anak ini, Isabella mati sebagai seorang Nashrânî. Shancho ini kemudian menjadi leluhur dari keluarga Ratu Elizabeth.

Sejarahwan dari kalangan orang-orang kâfir menyebutkan bahwa Elizabeth termasuk dari keturunan Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, karena mereka melihat dari silsilah ibu Shancho yaitu Isabella ini, di antara alasannya karena di kuburan Isabella ini masih terdapat tulisan setelah nama Isabella: "Aben Abeth, king of Seville" yakni Isabella puteri dari Ibnu 'Ubaid raja di Seville.
Dari silsilah keturunan Ibnu 'Ubaid ini, dianggaplah Elizabeth termasuk dari keturunan Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, menurut anggapan mereka bahwa Ibnu 'Ubaid dari keluarga Raja 'Ubaidillâh Al-Mahdî, dan Raja 'Ubaidillâh Al-Mahdî ini dianggap sebagai pendiri Daulah 'Ubaidiyyah pada tahun 909 Masehi yang bertepatan dengan tahun 297 Hijriyyah.

Ketika mereka memastikan bahwa keluarga leluhur dari Isabella termasuk dari keturunan Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, dengan alasan bahwa Isabella termasuk dari keturunan raja-raja Daulah 'Ubaidiyyah atau Daulah Ismâ'iliyah, sementara daulah ketika itu menganggap bahwa para rajanya dari kalangan Ahlul Bait yaitu dari keturunan Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, dan para raja ketika itu tidak menikahkan anak cucu mereka kecuali dengan keturunan raja Daulah mereka, maka dengan demikian kita katakan: "Kalau mereka bisa membuktikan dan mampu mengurutkan silsilah Isabella hingga sampai kepada Nabî Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dengan benar dan sesuai sumber rujukan yang diakui bahwa keberadaannya benar dari keturunan Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam maka kita nyatakan dengan sejelas-jelasnya bahwa Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam telah berlepas diri dari orang yang semisal dengan Isabella, Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam tidak mengakuinya, karena sungguh Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam pernah berkata:

ﻓِﺘْﻨَﺔُ ﺍﻟﺴَّﺮَّﺍﺀِ ﺩَﺧَﻨُﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺗَﺤْﺖِ ﻗَﺪَﻣَﻰْ ﺭَﺟُﻞٍ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺑَﻴْﺘِﻰ ﻳَﺰْﻋُﻢُ ﺃَﻧَّﻪُ ﻣِﻨِّﻰ ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻨِّﻰ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺋِﻰَ ﺍﻟْﻤُﺘَّﻘُﻮﻥَ

"Fitnah kemegahan dunia sumber kemunculannya dari dua telapak kaki seorang laki-laki dari keturunanku, dia menyangka bahwasanya dirinya dari keturunanku, padahal dia bukan dari keturunanku karena sesungguhnya orang-orang terdekatku adalah orang-orang yang bertakwa." Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abû Dâwud.
Ada pula riwayat lain yang mendukung hadîts tersebut, yaitu:

ﻫَﺆُﻻَﺀِ ﻳَﺮَﻭْﻥَ ﺃَﻧَّﻬُﻢْ ﺃَﻭْﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺑِﻲ ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﻛَﺬَﻟِﻚَ، ﺇِﻥَّ ﺃَﻭْﻟِﻴَﺎﺋِﻲ ﻣِﻨْﻜُﻢُ ﺍﻟْﻤُﺘَّﻘُﻮْﻥَ ﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧُﻮْﺍ ﻭَﺣَﻴْﺚُ ﻛَﺎﻧُﻮْﺍ

“Mereka berpendapat bahwasanya mereka adalah orang-orang yang paling dekat garis keturunannya denganku, padahal tidak demikian, sesungguhnya orang-orang terdekat dari kalian denganku adalah orang-orang bertakwa, siapapun mereka dan bagaimana pun mereka”
Diriwayatkan oleh Ath-Thabrânî dan Ibnu Hibbân. Diperkuat pula dengan pernyataan dari Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ tentang putera Nuh 'Alaihish Shalâtu was Salam:

ﻭَﻧَﺎﺩَﻯ ﻧُﻮﺡٌ ﺭَﺑَّﻪُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺏِّ ﺇِﻥَّ ﺍﺑْﻨِﻲ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻠِﻲ ﻭَﺇِﻥَّ ﻭَﻋْﺪَﻙَ ﺍﻟْﺤَﻖُّ ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺣْﻜَﻢُ ﺍﻟْﺤَﺎﻛِﻤِﻴﻦَ . ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﻧُﻮﺡُ ﺇِﻧَّﻪُ ﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻠِﻚَ ﺇِﻧَّﻪُ ﻋَﻤَﻞٌ ﻏَﻴْﺮُ ﺻَﺎﻟِﺢٍ ﻓَﻠَﺎ ﺗَﺴْﺄَﻟْﻦِ ﻣَﺎ ﻟَﻴْﺲَ ﻟَﻚَ ﺑِﻪِ ﻋِﻠْﻢٌ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋِﻈُﻚَ ﺃَﻥْ ﺗَﻜُﻮﻥَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴﻦَ

"Nûh memohon kepada Rabbnya sambil mengucapkan: “Wahai Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk dari keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah Seadil-adilnya Pemberi keputusan.” Allâh berkata: “Wahai Nûh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena sungguh dia melakukan perbuatan yang tidak baik, maka jangan kamu memohon kepada-Ku tentang sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekatnya. Sungguh Aku membimbingmu supaya kamu tidak termasuk dari orang-orang yang bodoh.” (Hûd: 45-46).

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh di Kemang Pratama Bekasi pada tanggal 22 Rabî'ul Awwal 1439. 

⛵ http://t.me/majaalisalkhidhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar