Halaman

Selasa, 14 Januari 2020

BELAJAR UNTUK IKHLAS


Pertanyaan:
Mohon ajarkan kepadaku supaya bisa ikhlas? 

📩 Jawaban:
Akhî Fillâh Hafizhakallâh, ketahuilah bahwasanya ikhlas merupakan suatu kalimat yang sangat ringan dan mudah untuk diucapkan namun sangat sulit dan terlalu berat untuk bisa diamalkan:

نَسْأَلُ اللّٰهَ صَلَاحَ الْقُلُوْبِ

"Kita memohon kepada Allâh tentang kebaikan hati."

Akhî Fillâh Rahimanî wa Rahimakallâh, sesungguhnya perjuangan untuk bisa ikhlas ini yang membuat mata hati dan mata kepala orang-orang shâlih menangis, mata terus meneteskan airnya, tak henti-hentinya mereka mengusap cucuran dan tetesan air mata, membuat orang dewasa dan orang tua yang shâlih seakan-akan bayi, tangisan tak kuasa mereka kendalikan, Yâ Allâh.....:

ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻣُﺼَﺮِّﻑَ ﺍﻟْﻘُﻠُﻮﺏِ ﺻَﺮِّﻑْ ﻗُﻠُﻮﺑَﻨَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻃَﺎﻋَﺘِﻚَ

"Yâ Allâh, Yang Maha Memalingkan hati, palingkanlah hati kami di atas ketaatan kepada-Mu."

Ada suatu hadîts yang bisa kita jadikan sebagai bimbingan dan pengajaran supaya kita senantiasa ikhlas yaitu hadîts yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abû Hurairah Radhiyallâhu 'Anhu bahwasanya ada seseorang dari penduduk Syâm datang kepada Abû Hurairah lalu berkata:

أَيُّهَا الشَّيْخُ حَدِّثْنَا حَدِيْثًا سَمِعْتَهُ مِنْ رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟

"Wahai syaikh ceritakanlah kepada kami dengan suatu hadîts yang engkau telah mendengarkannya dari Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam." 
Maka beliau berkata: 

نَعَمْ، ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ﻳَﻘُﻮْﻝُ: ﺇِﻥَّ ﺍَﻭَّﻝَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻳُﻘْﻀَﻰ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺭَﺟُﻞٌ ﺍﺳْﺘُﺸْﻬِﺪَ ﻓَﺄُﺗِﻲَ ﺑِﻪِ ﻓَﻌَﺮَّﻓَﻪُ ﻧِﻌَﻤَﻪُ ﻓَﻌَﺮَﻓَﻌَﻬَﺎ، ﻗَﺎﻝَ: ﻓَﻤَﺎ ﻋَﻤِﻠْﺖَ ﻓِﻴْﻬَﺎ؟ ﻗَﺎﻝَ: ﻗَﺎﺗَﻠْﺖُ ﻓِﻴْﻚَ ﺣَﺘَّﻰ ﺍﺳْﺘُﺸْﻬِﺪْﺕُ ﻗَﺎﻝَ: ﻛَﺬَﺑْﺖَ ﻭَﻟَﻜِﻨَّﻚَ ﻗَﺎﺗَﻠْﺖَ ِﻷَﻥْ ﻳُﻘَﺎﻝَ ﺟَﺮِﻱْﺀٌ، ﻓَﻘَﺪْ ﻗِﻴْﻞَ، ﺛُﻢَّ ﺃُﻣِﺮَ ﺑِﻪِ ﻓَﺴُﺤِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺟْﻬِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﺍُﻟْﻘِﻲَ ﻓﻲِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ، ﻭَﺭَﺟُﻞٌ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﻭَﻋَﻠَّﻤَﻪُ ﻭَﻗَﺮَﺃََ ﺍْﻟﻘُﺮْﺁﻥَ ﻓَﺄُُﺗِﻲَ ﺑِﻪِ ﻓَﻌَﺮَّﻓَﻪُ ﻧِﻌَﻤَﻪُ ﻓَﻌَﺮَﻓَﻌَﻬَﺎ، ﻗَﺎﻝَ: ﻓَﻤَﺎ ﻋَﻤِﻠْﺖَ ﻓِﻴْﻬَﺎ؟ ﻗَﺎﻝَ: ﺗَﻌَﻠَّﻤْﺖُ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﻭَﻋَﻠَّﻤْﺘُﻪُ ﻭَﻗَﺮَﺃْﺕُ ﻓِﻴْﻚَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺁﻥَ، ﻗَﺎﻝَ: ﻛَﺬَﺑْﺖَ، ﻭَﻟَﻜِﻨَّﻚَ ﺗَﻌَﻠَّﻤْﺖَ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﻟِﻴُﻘَﺎﻝَ: ﻋَﺎﻟِﻢٌ ﻭَﻗَﺮَﺃْﺕَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺁﻥَ ﻟِﻴُﻘَﺎﻝَ ﻫُﻮَ ﻗَﺎﺭِﻯﺀٌٌ، ﻓَﻘَﺪْ ﻗِﻴْﻞَ، ﺛُﻢَّ ﺃُﻣِﺮَ ﺑِﻪِ ﻓَﺴُﺤِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺟْﻬِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﺍُﻟْﻘِﻲَ ﻓﻲِ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ، ﻭَﺭَﺟُﻞٌ ﻭَﺳَّﻊَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺍَﻋْﻄَﺎﻩُ ﻣِﻦْ ﺍَﺻْْﻨَﺎﻑِ ﺍﻟْﻤَﺎﻝِ ﻛُﻠِّﻪِ ﻓَﺄُﺗِﻲَ ﺑِﻪِ ﻓَﻌَﺮَّﻓَﻪُ ﻧِﻌَﻤَﻪُ ﻓَﻌَﺮَﻓَﻬَﺎ، ﻗَﺎﻝَ: ﻓَﻤَﺎ ﻋَﻤِﻠْﺖَ ﻓِﻴْﻬَﺎ؟ ﻗَﺎﻝَ: ﻣَﺎﺗَﺮَﻛْﺖُ ﻣِﻦْ ﺳَﺒِﻴْﻞٍ ﺗُﺤِﺐُّ ﺃَﻥْ ﻳُﻨْﻔَﻖَ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﻔَﻘْﺖُ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻟَﻚَ، ﻗَﺎﻝَ: ﻛَﺬَﺑْﺖَ، ﻭَﻟَﻜِﻨَّﻚَ ﻓَﻌَﻠْﺖَ ﻟِﻴُﻘَﺎﻝَ ﻫُﻮَ ﺟَﻮَﺍﺩٌ ﻓَﻘَﺪْ ﻗِﻴْﻞَ، ﺛُﻢَّ ﺃُﻣِﺮَ ﺑِﻪِ ﻓَﺴُﺤِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺟْﻬِﻪِ ﺛُﻢَّ ﺃُﻟْﻘِﻲَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ  

"Iya, aku telah mendengar Rasûlullâh Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam berkata: “Sesungguhnya yang pertama bagi manusia diadili atasnya pada hari kiamat adalah orang yang dianggap mati syahîd di jalan Allâh, lalu didatangkan dengannya dan diperkenalkan kepadanya tentang kenikmatan-kenikmatan baginya, dia pun mengenalnya. Allâh berkata: "Apa yang telah kamu amalkan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?." Dia berkata: "Aku berperang karena Engkau sampai aku mati syahîd." Allâh berkata: "Kamu telah berdusta! kamu berperang supaya dikatakan pemberani, sungguh telah dikatakan." Kemudian diperintahkan dengannya lalu diseret di atas wajahnya kemudian dilemparkan ke dalam Neraka. Dan seseorang yang mempelajari ilmu lalu dia mengajarkannya serta dia membaca Al-Qur'ãn. Didatangkan dengannya lalu diperkenalkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan baginya, dia pun mengenalnya. Allâh berkata: "Apa yang telah kamu amalkan dengan kenikmatan-kenikmatan tersebut?." Dia menjawab: "Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca Al-Qur'ãn karena Engkau." Allâh berkata: "Kamu telah berdusta! Kamu mempelajari ilmu supaya kamu dikatakan orang yang berilmu dan kamu membaca Al-Qur'ãn supaya dikatakan dia adalah orang yang membaca Al-Qur'ãn, sungguh telah dikatakan." Kemudian diperintahkan dengannya lalu diseret di atas wajahnya sampai dilemparkan ke dalam Neraka. Dan seseorang yang Allâh telah lapangkan rezeki kepadanya dan Dia memberikan kepadanya berbagai macam harta benda sebanyak-banyaknya, maka didatangkanlah dengannya lalu diperkenalkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan baginya, dia pun mengenalnya. Allâh berkata: "Apa yang telah kamu amalkan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?." Dia berkata: "Tidaklah aku meninggalkan dari suatu jalan pun yang disenangi untuk diinfakkan padanya kecuali aku telah menginfakkan padanya karena Engkau. Allâh berkata: "Kamu telah berdusta! Akan tetapi kamu melakukan itu supaya dikatakan dia adalah orang dermawan, sungguh telah dikatakan." Kemudian diperintahkan dengannya lalu diseret di atas wajahya kemudian dilemparkan ke dalam Neraka."

Hadîts tersebut sudah sangat mencukupi bagi seseorang untuk bisa ikhlas dan dia mengambil pelajaran darinya, ketika lawan dari ikhlas yakni riyâ' (ingin dilihat) atau sum'ah (ingin didengar) mulai menyambar atau setan mulai membisik-bisikan ke dalam hati maka hendaknya seseorang bersegera merenungi dan mengingat hadîts tersebut:

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ 

"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang memiliki hati atau yang diberikan kepadanya pendengaran, dan dia adalah menyaksikan." [Qãff: 37].

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh di Purwokerto pada 23 Jumâdil Awwal 1438.

⛵⛵⛵
http://t.me/majaalisalkhidhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar