Berkata 'Âisyah Radhiyallâhu 'Anhâ:
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَاحِكًا حَتَّى أَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ، إِنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ
"Tidaklah aku melihat Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam tertawa sampai aku melihat kepada suara-suara tertawanya, hanya saja beliau tertawa dengan senyuman." Riwayat Al-Bukhârî (no. 4828).
Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam paling banyak senyum, namun tatkala beliau melihat awan datang maka wajah beliau berubah, berkata 'Âisyah Radhiyallâhu 'Anhâ:
وَكَانَ إِذَا رَأَى غَيْمًا أَوْ رِيحًا عُرِفَ فِي وَجْهِهِ. قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوُا الْغَيْمَ فَرِحُوا، رَجَاءَ أَنْ يَكُونَ فِيهِ الْمَطَرُ، وَأَرَاكَ إِذَا رَأَيْتَهُ عُرِفَ فِي وَجْهِكَ الْكَرَاهِيَةُ. فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ مَا يُؤْمِنِّي أَنْ يَكُونَ فِيهِ عَذَابٌ عُذِّبَ قَوْمٌ بِالرِّيحِ، وَقَدْ رَأَى قَوْمٌ الْعَذَابَ فَقَالُوا: هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا
"Beliau jika melihat awan atau angin maka diketahui pada wajahnya, aku berkata kepadanya: "Wahai Rasûlullâh, sesungguhnya orang-orang tatkala melihat awan maka mereka bergembira, mereka berharap akan ada hujan dan aku melihatmu jika engkau melihat awan maka diketahui pada wajahmu ketidaksukaan. Beliau berkata: "Wahai 'Âisyah, tidaklah aku merasa aman dari akan adanya azab, telah diazab suatu kaum dengan angin, sungguh suatu kaum telah melihat azab lalu mereka katakan: "Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan untuk kami." Riwayat Al-Bukhârî (no. 4829).
Masihkah kita akan menempatkan senyum bahkan tertawa di saat awan gelap datang? Masihkah kita akan menganggap pasti itu hanya membawa hujan? Berkata Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:
فَلَمَّا رَأَوۡهُ عَارِضࣰا مُّسۡتَقۡبِلَ أَوۡدِیَتِهِمۡ قَالُوا۟ هَـٰذَا عَارِضࣱ مُّمۡطِرُنَاۚ بَلۡ هُوَ مَا ٱسۡتَعۡجَلۡتُم بِهِۦۖ رِیحࣱ فِیهَا عَذَابٌ أَلِیمࣱ تُدَمِّرُ كُلَّ شَیۡءِۭ بِأَمۡرِ رَبِّهَا فَأَصۡبَحُوا۟ لَا یُرَىٰۤ إِلَّا مَسَـٰكِنُهُمۡۚ كَذَ ٰلِكَ نَجۡزِی ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡمُجۡرِمِینَ
"Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, mereka berkata: "Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami". Bahkan itu adalah azab yang kalian minta supaya datang dengan segera, yaitu angin yang mengandung azab yang pedih. Menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabbnya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali puing-puing tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa." [Surat Al-Ahqâf: 24 - 25].
Anggaplah bahwa awan itu pasti membawa hujan, namun apakah tidak khawatir akan datang bersamanya badai angin atau akan mengakibatkan banjir yang mampu menjalankan dan merobohkan bangunan-bangunan:
ءَأَمِنتُم مَّن فِی ٱلسَّمَاۤءِ أَن یَخۡسِفَ بِكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فَإِذَا هِیَ تَمُورُ أَمۡ أَمِنتُم مَّن فِی ٱلسَّمَاۤءِ أَن یُرۡسِلَ عَلَیۡكُمۡ حَاصِبࣰاۖ فَسَتَعۡلَمُونَ كَیۡفَ نَذِیرِ
"Apakah kalian merasa aman terhadap Allâh yang berada di atas langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kalian, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang? Atau apakah kalian merasa aman terhadap Allâh yang berada di atas langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kalian akan mengetahui bagaimana akibat mendustakan peringatan-Ku?." [Surat Al-Mulk: 16-17].
Dinukil dari khutbah Jum'at Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada tanggal 24 Jumâdal Úlâ 1442 / 8 Januari 2021 di Masjid Al-Kautsar Kp Tenggilis Mustikajaya Bekasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar