Halaman

Senin, 02 November 2020

MENGQADHÂ SHALAT TAHAJJUD

Pertanyaan:
Ustâdz, 'afwân izin bertanya, apakah qadhâ tahajjud boleh dilakukan oleh orang yang terbiasa melakukannya atau yang sesekali melakukannya? Misal ada orang yang tahajjud sepekan dua sampai tiga kali, lalu ada satu hari terluput dan sudah niat ingin tahajjud tapi sudah masuk waktu Shubuh, atau tertidur atau ada hal lain yang menghalanginya untuk tahajjud di waktu tersebut. Apakah tetap diperbolehkan qadhâ? Syukrân. Jazâkallâhu khairan. 

Jawaban:
Tatkala seseorang sudah niat untuk tahajjud lalu ada suatu halangan baginya atau dia tertidur darinya maka boleh baginya untuk mengqadhânya sebagai perwujudan niatnya, walaupun dia tidak rutin melakukan tahajjud, karena keumuman perkataan Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:

وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكۡرِیۤ

"Maka laksanakanlah shalat untuk mengingat-Ku." [Surat Thâhâ: 14].

Dijawab oleh: 
Al-Ustâdz Abû Ahmad Al-Khidhir Hafizhahullâh pada hari Senin 16 Rabî'ul Awwal 1442 / 2 November 2020 di Dârul Qur'ãn wal Hadîts Bekasi.

Minggu, 01 November 2020

MELAKUKAN PUASA-PUASA SUNNAH SELURUHNYA

Pertanyaan:
Seseorang yang sudah tua ingin menyambung puasa-puasa Sunnah seperti puasa Senin dan Kamis disambung dengan puasa Dâwud dan puasa Ayyâmul Bidh, apakah benar itu tidak boleh?

Jawaban:
Yang tidak boleh bagi seseorang kalau dia berpuasa terus menerus setiap hari, 'Abdullâh bin 'Amr Radhiyallâhu 'Anhumâ pernah berpuasa setiap hari, lalu dianjurkan oleh Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam untuk puasa 3 hari dalam sebulan (Ayyâmul Bidh), beliau katakan mampu lebih dari itu, lalu dianjurkan untuk puasa Senin dan Kamis, beliau katakan mampu lebih dari itu, lalu dianjurkan untuk puasa sehari dan berbuka sehari (puasa Dâwud), Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam katakan:

صُمْ أَفْضَلَ الصِّيَامِ عِنْدَ اللَّهِ صَوْمَ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ

"Puasalah kamu dengan seutama-utama puasa di sisi Allâh yaitu puasa Dâwud 'Alaihis Salâm."

Lalu 'Abdullâh bin 'Amr Radhiyallâhu 'Anhumâ puasa Dâwud di masa mudanya, namun tatkala sudah tua, beliaupun berkata:

يَا لَيْتَنِي أَخَذْتُ بِالرُّخْصَةِ

"Aduhai kiranya aku dahulu mengambil keringanan."
Yakni tidak memperbanyak berpuasa Sunnah supaya di masa tua dapat memperbanyak puasa-puasa Sunnah, karena seakan-akan kekuatannya untuk berpuasa Sunnah telah terhabiskan di masa mudanya. 

Tatkala seseorang sudah tua dan dia ingin memperbanyak berpuasa dengan mengurutkan puasa-puasa Sunnah seperti puasa Dâwud dengan puasa Senin dan Kamis atau dengan puasa Ayyâmul Bidh maka ini boleh baginya, karena yang terlarang adalah bagi orang yang berpuasa setiap hari, Wallâhu A'lam.

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada malam Senin 16 Rabî'ul Awwal 1442 / 2 November 2020 di Dârul Qur'ãn wal Hadîts Bekasi.