Halaman

Rabu, 01 Juli 2020

NASEHAT PENGINGAT


Alhamdulillâh dakwah tetap berjalan, orang yang ingin datang ke majlis kita mudah-mudahan atas dasar kesadaran dan keinginan untuk mau belajar bersama dengan kita, bukan karena disuruh orang, bukan pula karena diberi rekomendasi oleh orang lain, sehingga dengan kesadaran dan keinginannya itu dia menyadari serta dapat memaklumi bila ada kekurangan atau ada ketidakpuasan dalam belajar bersama kita. 
Alhamdulillâh kita diberi amanah oleh Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ untuk berdakwah, untuk mengajarkan ilmu dan untuk memberikan bimbingan, sejatinya kita hanyalah sebagai para penuntut ilmu, kita sama-sama belajar dan saling berbagi faedah. Apabila kita keliru dalam berucap atau salah dalam suatu perkara maka di antara yang hadir sedangkan dia memiliki ilmu tentang perkara tersebut bergegas menyampaikan pendapatnya sesuai dengan apa yang diketahuinya, tidak hanya dalam perkara ilmu namun pada perkara amalanpun demikian, ini yang telah dicontohkan oleh Rasûlullâh dan para Shahabatnya 'Alaihimush Shalâtu was Salâm, suatu ketika Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam shalat 'ashar dua raka’at maka Dzul Yadain bertanya kepada beliau:

نَسِيتَ أَم قَصُرَتْ

"Apakah engkau lupa ataukah diqashar." 
Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam menjawab:

لَم أَنسَ وَلَم تُقصَرْ

"Aku tidak lupa dan tidak pula diqashar". 
Maka Dzul Yadain berkata kepada beliau:

بَل قَد نَسِيتَ

"Bahkan sungguh engkau telah lupa." 
Karena beliau tidak menyadari akan perkara tersebut, beliaupun bertanya kepada para shahabat yang lainnya, ternyata merekapun mengatakan seperti yang dikatakan oleh Dzul Yadain, mereka katakan:

بَلْ نَسِيتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ

"Bahkan engkau telah lupa wahai Rasûlullâh".
Beliau tidak langsung menerima apa yang disampaikan oleh Dzul Yadain namun beliau memastikan terlebih dahulu, disebutkan di dalam suatu riwayat:

وَلَمْ يَسْجُدْ حَتَّى يَقَّنَهُ اللّٰهُ تَعَالَى ذٰلِكَ

"Beliau tidak sujûd sahwi sampai Allâh menjadikannya yakin tentang apa yang terlupakan."
Setelah benar-benar yakin baru beliau menambah dua raka'at lalu sujûd sahwi. 
Kitapun mengikuti bimbingan tersebut, kalau ada yang memberi nasehat atau sampai menghujat kita maka kita tidak langsung ikuti, namun kita membutuhkan kejelasan dan keterangan hingga kita benar-benar yakin, karena kita beragama atas dasar keyakinan bukan atas dasar keragu-raguan atau ikut-ikutan, oleh karena itu berkata 'Abdullâh bin Mas'ûd Radhiyallâhu 'Anhu:

الْيَقِينُ الإِيمَانُ كُلُّهُ

"Keyakinan adalah keimanan seluruhnya."

Keberadaan kita di sini bukanlah mengajak manusia untuk menjadi pengikut kita, namun kita hanyalah sebagai pengikut Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam yang senantiasa kita berupaya untuk menjadi pengikut setia beliau hingga Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ mempertemukan kita dengan beliau, dan harapan kita semoga kita termasuk dari orang-orang yang disebutkan di dalam perkataan Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:

وَمَن يُطِعِ ٱللّٰهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا 

"Barangsiapa mentaati Allâh dan Rasûl maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberi keni'matan oleh Allâh, yaitu bersama para Nabî, para shiddîq, para syuhadâ' dan orang-orang shâlih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya" . (An-Nisâ': 69).
Dakwah dan seruan kita supaya bersama-sama menjadi pengikut Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, dan sangat tidak pantas dan paling tidak layak bila kita mengajak manusia supaya mereka menjadi para pengikut kita, karena hakekatnya kita termasuk dari orang-orang yang diperintah untuk menjadi pengikut Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, karena sesungguhnya Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ telah berkata kepada Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنِّى رَسُولُ ٱللّٰهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْىِۦ وَيُمِيتُۖ فَـَٔامِنُوا۟ بِٱللّٰهِ وَرَسُولِهِ ٱلنَّبِىِّ ٱلْأُمِّىِّ ٱلَّذِى يُؤْمِنُ بِٱللّٰهِ وَكَلِمَٰتِهِۦ وَٱتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُون

"Katakanlah: “Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allâh kepada kalian semua, Yang Dia memiliki kerajaan di berbagai langit dan bumi, tidak ada sesembahan dengan benar untuk disembah kecuali Allâh, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kalian kepada Allâh dan Rasûl-Nya yaitu Nabî yang Ummî, yang dia telah beriman kepada Allâh dan kepada kalimat-kalimat-Nya. Ikutilah dia,  supaya kalian mendapat petunjuk”. (Al-A'râf: 157).

Adanya belajar bersama di sini dan adanya majelis kita ini bertujuan untuk mengarahkan kepada pengikutan terhadap Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, teman-teman yang datang untuk belajar bersama di sini mengetahui tentang perkara ini, mereka tidak terikat, mereka tidak diikat dengan pendapat kami dan tidak pula diikat supaya taklid kepada kami, selesai belajar masing-masing sibuk dengan urusan mereka masing-masing. 

Alhamdulillâh kami sama-sama sebagai para penuntut ilmu yang terus berupaya untuk saling menguatkan dan saling membenahi, semoga Allâh 'Azza wa Jalla menjadikan kami semua sebagai orang-orang yang banyak bersyukur dan menjadikan kami sebagai para penuntut ilmu sejati hingga mati di atas ilmu, tauhîd dan sunnah. 

Disampaikan oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir pada 29 Dzulhijjah 1438 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi. 

https://t.me/majaalisalkhidhir/4760

http://alkhidhir.com/aqidah/nasehat-pengingat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar