Halaman

Selasa, 28 Juli 2020

AMBILLAH ILMU KEBENARAN YANG KAMU BUTUHKAN


Pertanyaan:
Bolehkah bagi seseorang yang mengaku salafî menganjurkan menggunakan buku Iqrâ' yang ditulis oleh seorang kyai Nahdhiyyîn karena buku itu lebih baik dan dia tidak menganjurkan menggunakan buku Iqrâ' Qîra'atî yang ditulis dua orang Ustâdz Tsâbitîn karena katanya keduanya telah menyimpang dan belum taubat dari hizbiyyah memecah bela dakwah Salafiyyah di Indonesia?

Jawaban:
Seseorang yang mengaku sebagai salafî hendaklah dia inshâf dan 'adl, kalau tidak menyukai seseorang karena adanya khilâf dan perbedaan maka jangan pula membenci kebaikan dan kebenaran yang ada padanya. 
Apakah orang yang mentahdzîr manusia dari kitâb Iqrâ' Qîra'atî telah mendapati pada kitâb tersebut ada penyimpangan dan kesesatan? Atau seperti orang yang mentahdzir manusia dari kitâb At-Tuhfah Al-Washâbiyyah lalu dia menganjurkan kitâb Al-Muyassar, apakah memang kitâb itu ada penyimpangan dan kesesatan padanya?. 
Jika mau beralasan karena penulisnya bermasalah, kenapa tidak sekalian permasalahkan Mushhaf Al-Qur'ãn yang ayat-ayatnya telah diharakati dan dibuatkan ajzâ' dan ahzâb? Bukankah Al-Hajjâj bin Yûsuf Ats-Tsaqafî yang telah memerintahkan Nashr bin 'Âshim dan Yahyâ bin Ya'mar untuk meletakkan ajzâ' dan ahzâb di dalam mushhaf Al-Qur'ãn? Kenapa tidak sekalian tinggalkan karena itu atas jasa Al-Hajjâj penguasa zhâlim yang telah melakukan pembunuhan di antara Shahabat Nabî, membunuh sebagian Tâbi'în dan sebagian Ahlul Bait.
Sebagian orang di zaman ini kalau sudah benci orang lain maka kebaikan dan kebenaran darinya dipungkiri dengan berbagai alasan, alasan menyimpang sudah pasti dan alasan belum taubat tentu diikutkan pula, yakni taubat sesuai kriteria mereka, taubat sesuai versi mereka, yaitu harus datang kepada mereka menyatakan bersama mereka, harus kumpul bersama mereka dan bersedia dikomando oleh pembesar mereka atau harus bersedia untuk berbicara terhadap pihak yang berseberangan dengan mereka, atau kalau tidak akan dibongkar dan dibeberkan aib-aibnya atas nama penjagaan kesucian dakwah atau masih dipertanyakan kebaikannya. Seakan-akan mereka tidak menyimpang dan seolah-olah taubat mereka telah pasti diterima, seakan-akan An-Nawawî, Al-'Asqalanî, Al-Haitamî dan Az-Zamakhsyarî telah taubat dan bersih sehingga dikhususkan mereka. Ilmu, kebenaran dan kebaikan dari mereka harus diambil, kalau ilmu, kebenaran dan kebaikan yang ada di kitâb seperti Iqrâ Qîra'atî tidak boleh diambil bahkan diperintahkan untuk dijauhi dan diwaspadai. 

Sudah banyak yang bertanya kepada kita tentang kitâb Iqrâ Qîra'atî dan juga kitâb Iqrâ, kita nasehatkan ambil darinya dan ajarkan sesuai kebutuhan, jika kitâb Iqrâ Qîra'atî ada maka utamakan daripada kitâb Iqrâ, kalau tidak ada atau tidak dapatkan kecuali kitâb Iqrâ maka gunakan sesuai kebutuhan. 
Sebagian orang menghalang-halangi kitâb seperti ini, pada akhirnya umat terjauhkan dari kebaikan dan ilmu, bahkan sampai kita dapati suatu kaum yang benci dengan kitâb seperti itu, di masjid mereka tidak ada pembelajaran cara membaca Al-Qur'ãn dengan baik dan benar, kitâb seperti itu tidak ada, apalagi mengajarkannya. Tatkala kita shalat di belakang Ustâdz mereka yang menjadi imâm, sungguh bacaannya tidak benar, pengucapan huruf tidak bisa bedakan, apalagi panjang pendek benar-benar tidak bisa bedakan. 
Keadaan seperti itu benar-benar suatu kesalahan fatal, namun karena mereka memilih fatwâ orang yang mereka kibârkan:

ﺍﻟْﺠَﻬْﻞُ ﺃَﻓْﻀَﻞُ ﻣِﻦْ ﺃَﺧْﺬِ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِ ﻋَﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﺒِﺪَعِ 

"Kebodohan itu lebih utama daripada mengambil ilmu dari Ahlul Bid'ah."
Maka merekapun tidak mau menyadari keadaan mereka, sehingga keberadaan mereka seakan-akan seperti yang Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ katakan:

ٱلَّذِینَ ضَلَّ سَعۡیُهُمۡ فِی ٱلۡحَیَوٰةِ ٱلدُّنۡیَا وَهُمۡ یَحۡسَبُونَ أَنَّهُمۡ یُحۡسِنُونَ صُنۡعًا

"Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatan mereka di kehidupan dunia ini, dalam keadaan mereka menyangka bahwa mereka berbuat yang terbaik." [Surat Al-Kahfi: 104].

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada hari Selasa tanggal 7 Dzulhijjah 1440 / 28 Juli 2020 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar