Ustâdz, siapa itu Hisyâm bin 'Abdillâh Al-Limbôrî Rahimahullâh? Apakah beliau pernah ke Dârul Hadîts Dammâj?
Jawaban:
Akhunâ Hisyâm bin 'Abdillâh Al-Limbôrî termasuk dari ikhwah kita, beliau termasuk salah seroang murid Abul 'Abbâs Harmîn Rahmatullâh 'Alainâ wa 'Alaihim, beliau termasuk dari orang-orang yang pertama-tama dari kalangan anak-anak yang menyambut dan menerima dakwah Abul 'Abbâs Harmîn Rahmatullâh 'Alainâ wa 'Alaihim.
Pada usia remaja beliau pergi menuntut ilmu di salah pondok pesantren di Sulawesi hingga beliau berusia dewasa.
Kami tidak mengenal beliau kecuali kebaikan, beliau termasuk anak-anak yang rajin dalam mengikuti pelajaran Al-Qur'ãn, beliau belajar Al-Qur'ãn di rumah kami di Limboro, beliau belajar kepada kami, kepada saudara kami Abul Abbâs Harmîn dan kepada Abul Hasan 'Umair.
Beliau belum pernah ke Dârul Hadîts Dammâj sebagaimana Ustâdznya Abul 'Abbâs Harmîn Rahmatullâh 'Alainâ wa 'Alaihim, hanya saja keduanya memiliki pengaruh dalam menyebarkan dakwah Ahlussunnah wal Jamâ'ah di Limboro, banyak dari keluarga dan kerabat-kerabatnya mengenal dakwah Ahlussunnah wal Jamâ'ah dari sebabnya.
Sebelum kami ke Yaman, beliau sering bersama kami di Ambon. Di saat kami di Yaman, beliau sering menghubungi kami karena memiliki banyak pertanyaan-pertanyaan seputar agama. Kami tidak mengetahui tentang beliau kecuali kebaikan, beliau termasuk dari pemuda Limboro yang taat beribadah kepada Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ dan pandai berbakti kepada kedua orang tuanya, kami berharap dan memohon kepada Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ supaya menggolongkannya termasuk dari tujuh orang yang mendapatkan naungan Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ yang kriterianya adalah:
وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ
"Seorang pemuda yang tumbuh di dalam peribadahan kepada Rabbnya, seseorang yang hatinya terikat dengan masjid-masjid dan dua orang saling mencintai karena Allâh, keduanya berkumpul karena Allâh dan keduanya berpisah karena Allâh." Riwayat Al-Bukhârî (no. 660).
Beliau dari sejak anak-anak, sejak remaja hingga dewasa tumbuh dalam keadaan senang berbuat kebaikan, giat beribadah kepada Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ dan hatinya memiliki keterkaitan dengan masjid karena beliau manjaga shalat berjamâ'ah di masjid, ini sebatas apa yang kami ketahui dan Allâh lebih mengetahui lagi memberi tazkiyah.
Beliau bersama Ustâdznya Abul 'Abbâs Harmîn Rahimahumallâh adalah orang yang saling mencintai karena Allâh, demikian kami mencintai mereka berdua karena Allâh, kami bersatu dengan mereka berdua di atas ikatan persaudaraan, karena seagama, seaqîdah dan semanhaj, kami berpisah dengan keduanya karena Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ yang telah menetapkan keduanya wafat terlebih dahulu, semoga Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ mengumpulkan kita bersama keduanya di dalam Surga-Nya.
Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada hari Kamis tanggal 15 Sya'bân 1441 / 9 April 2020 di Maktabah Al-Khidhir Bekasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar