Halaman

Sabtu, 04 April 2020

MALU KEPADA ORANG YANG DERMAWAN


Pertanyaan:
Ustâdz, kalau saya hutang ke seseorang yang sangat baik, di saat saya hutang dia selalu beri, di saat saya mau bayar dia bilang tidak perlu bayar, apakah boleh hutang lagi ke dia?

Jawaban:
Berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ إِذَا لَمْ تَسْتَحِي فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

"Sesungguhnya termasuk dari apa yang didapati oleh manusia dari perkataan para Nabî adalah jika kamu tidak malu maka berbuatlah sesukamu." Riwayat Al-Bukhârî.

Kalau kamu tidak merasa malu untuk hutang lagi kepadanya maka silahkan, namun bagi Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam tentu akan memilih solusi yang paling baik, karena sungguh beliau adalah orang yang paling pemalu, berkata Abû Sa'îd Al-Khudrî Radhiyallâhu 'Anhu:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشَدَّ حَيَاءً مِنَ الْعَذْرَاءِ فِي خِدْرِهَا

"Keberadaan Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam itu sangatlah pemalu daripada gadis di dalam pingitannya." Riwayat Al-Bukhârî dan Muslim. 

Wallâhi, sungguh manusia yang paling baik setelah para Nabî adalah para shahabat, kalau Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam ingin hutang kepada mereka pasti mereka akan senang dan tentu mereka akan katakan kepada beliau supaya tidak membayarnya, namun ternyata rasa malu Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam yang mencegah beliau untuk hutang kepada mereka atau untuk meminta kebutuhan kepada mereka. 
Lihatlah bagaimana kehidupan Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam sebelum meninggal dunia, beliau tidak memiliki makanan untuk bisa beliau nafkahi keluarga beliau, dalam keadaan seperti ini beliau tidak meminta kepada para shahabat, padahal para shahabat tentu sangat senang bila diminta oleh beliau, beliau juga tidak mau hutang kepada mereka, karena pasti mereka akan menjadikan hutang itu sebagai hadiah, namun ternyata beliau memilih menggadaikan baju perang beliau, berkata 'Âisyah Radhiyallâhu 'Anhâ:

تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَدِرْعُهُ مَرْهُونَةٌ عِنْدَ يَهُودِيٍّ بِثَلاَثِينَ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ

"Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam wafat dalam keadaan baju perang beliau tergadaikan di sisi seorang yahudi dengan tiga puluh sha' dari gandum." Riwayat Al-Bukhârî.

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada Kamis sore 16 Jumâdil Akhir 1440 / 21 Februari 2019 di Kemang Pratama 3 Bekasi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar