Halaman

Rabu, 25 Maret 2020

MEMPERMANTAP KEISLAMAN PASTI SELALU DI ATAS KEBAIKAN


Kalau Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ sudah menetapkan seseorang sebagai orang yang mati dengan pahala seperti mati syahîd dalam keadaan dia tidak suka terkena virus Corona, dia mengikuti pengarahan waliul amri dengan berdiam diri di dalam rumahnya, tiba-tiba dia keluar ke halaman rumah untuk berjemur supaya bisa menambah kuat daya tahan tubuhnya atau dia keluar untuk membuang sampah di depan rumahnya, ternyata virus Corona mengenainya lalu dia mati karena sebab itu maka itulah ketetapan Allâh baginya. Tidaklah benar penilaian orang terhadap dirinya sebagai orang yang jelas berdosa karena tidak benar-benar mengikuti pengarahan waliul amri supaya tetap di dalam rumahnya, akan tetapi kematiannya itu sesuai dengan yang ditetapkan oleh Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ kepadanya, Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ jadikan langkah kakinya keluar dari rumahnya supaya mendapatkan apa yang ditetapkan kepadanya, Insyâ Allâh dia masuk ke dalam perkataan Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

يَعْلَمُ أَنَّهُ لَنْ يُصِيبَهُ إِلاَّ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ، إِلاَّ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ

"Dia yakin bahwasanya wabah itu tidak akan menimpanya kecuali sesuai dengan yang Allâh tetapkan kepadanya maka baginya itu semisal dengan pahala mati syahîd." Riwayat Al-Bukhârî (no. 5734).

Sebagai nasehat, hendaklah masing-masing kita mempermantap keislaman, hendaklah menjadikan diri sebagai muslim yang sebenarnya, sehingga dapat meraih berbagai keutamaan, di antaranya ketika wabah melanda bisa mendapatkan pahala semisal mati syahîd, berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ

"Wabah adalah mati syahîd bagi setiap muslim." Riwayat Al-Bukhârî (no. 2830).

Nasehat Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada malam Kamis tanggal 1 Sya'bân 1441 / 26 Maret 2020 di Mutiara Gading Timur Bekasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar