Halaman

Senin, 10 Februari 2020

PENGARUH KALIMAT TAUHÎD ATAS ORANG YANG BELUM SAMPAI HUJJAH KEPANYA DAN ORANG YANG BERTAUBAT DI AKHIR HAYATNYA


Kalimat Tauhîd akan bermanfaat kepada orang yang tidak beramal apabila hujjah belum sampai kepadanya, berkata Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:

وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِینَ حَتَّىٰ نَبۡعَثَ رَسُولࣰا

"Tidaklah Kami akan melakukan penyiksaan sampai kami mengutus seorang utusan." [Surat Al-Isrâ': 15]. 
Di dalam riwayat Ibnu Mâjah (no. 4049) dari Hudzaifah Ibnul Yamân Radhiyallâhu 'Anhumâ:

وَتَبْقَى طَوَائِفُ مِنْ النَّاسِ الشَّيْخُ الْكَبِيرُ وَالْعَجُوزُ ، يَقُولُونَ أَدْرَكْنَا آبَاءَنَا عَلَى هَذِهِ الْكَلِمَةِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَنَحْنُ نَقُولُهَا

"Akan ada sekelompok dari manusia, orang tua lanjut usia dan nenek-nenek, mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang kami di atas kalimat Lâ Ilaha Ilallâh ini, kamipun mengucapkannya." Lalu berkata Shilah kepada Hudzaifah Ibnul Yamân Radhiyallâhu 'Anhum:

مَا تُغْنِي عَنْهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَهُمْ لَا يَدْرُونَ مَا صَلَاةٌ وَلَا صِيَامٌ وَلَا نُسُكٌ وَلَا صَدَقَةٌ

"Tidak akan bermanfaat bagi mereka kalimat Lâ Ila Ilallâh dalam keadaan mereka tidak tahu shalat, puasa, kurban dan tidak pula sedekah."
Maka Hudzaifah Ibnul Yamân Radhiyallâhu 'Anhumâ berkata:

يَا صِلَةُ؛ تُنْجِيهِمْ مِنْ النَّارِ

"Wahai Shilah, kalimat itu menyelamatkan mereka dari Neraka."

Dan kalimat Tauhîd akan bermanfaat pula kepada orang yang tidak beramal ketika pada akhir hayat dia bertaubat dan akhir ucapannya Lâ Ilaha Ilallâh, berkata Al-Bukhârî Rahimahullâh (no. 1356):

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ وَهْوَ ابْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ غُلاَمٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرِضَ، فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُهُ، فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَقَالَ لَهُ: أَسْلِمْ. فَنَظَرَ إِلَى أَبِيهِ وَهْوَ عِنْدَهُ فَقَالَ لَهُ أَطِعْ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَأَسْلَمَ، فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهْوَ يَقُولُ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ مِنَ النَّارِ

"Telah menceritakan kepada kami Sulaimân bin Harb, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Hammâd bin Zaid, dari Tsâbit, dari Anas Radhiyallâhu 'Anhu, beliau berkata: Dahulu ada seorang remaja Yahûdî, dia membantu Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, lalu dia sakit, maka Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam datang menjenguknya, beliau duduk di samping kepalanya, beliau berkata kepadanya: "Masuk Islâmlah." Dia pun melihat kepada ayahnya yang berada di sampingnya, maka ayahnya berkata: Taatilah Abul Qâsim Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam, dia masuk Islâm, Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam keluar lalu berkata: "Segala puji bagi Allâh Yang Dia telah menyelamatkannya dari Neraka."

Bentuk taubat remaja tersebut dari kekafirannya adalah masuk Islâm, orang yang masuk Islâm tentu mempersaksikan kalimat Tauhîd, demikian pula remaja tersebut, sehingga akhir dari ucapannya adalah Lâ Ilaha Ilallâh, dan berkata Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam:

مَا مِنْ عَبْدٍ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ثُمَّ مَاتَ عَلَى ذَلِكَ إِلاَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ

"Tidaklah ada dari seorang hamba yang mengucapkan Lâ Ilaha Ilallâh, kemudian dia mati di atas kalimat itu kecuali dia masuk Surga." Riwayat Muslim (no. 283).

Tambahan fâidah kajian Fathul Majîd Syarhu Kitâbit Tauhîd bersama Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh wa Ra'âh pada malam Senin, tanggal 16 Jumâdal Ãkhirah 1441 / 10 Februari 2020 di Masjid At-Tauhîd Kompleks Masnaga Pulogebang Jakarta Timur. 

http://t.me/majaalisalkhidhir


Tidak ada komentar:

Posting Komentar