Halaman

Selasa, 18 Februari 2020

BAKTIMU KEPADA KEDUA ORANG TUAMU BERPENGARUH TERHADAP TAUHÎDMU


Pertanyaan:
'Afwân Ustâdz mau tanya tentang pergi menuntut ilmu tapi meninggalkan orang tua wanita yang berusia 67 tahun, mana yang lebih utama sedangkan di zaman sekarang dimana fitnah yang semakin banyak?. 

Jawaban:
Amalan yang paling utama bagi seseorang adalah mentauhidkan Allâh dan berbakti kepada kedua orang tua, berkata Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًاۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا 

"Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orangtuamu, jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam penjagaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya dengan ucapan yang baik." (Al-Isrâ': 23).

Pada ayat ini Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua setelah perintah mentauhidkan-Nya, ini sebagai dalil yang paling jelas tentang keutamaannya. 

Orang yang membiarkan orang tuanya sedangkan orang tuanya memerlukan baktinya, dia membiarkannya dengan alasan pergi menuntut ilmu maka kita sangat  mengkhawatirkan orang ini akan menjadi orang merugi, dia tidak akan memperoleh ilmu dengan baik, kalau pun dia memperoleh ilmu maka tidak akan bermanfaat baginya atau bahkan akan menjadi hujatan atas dirinya, karena Rasûlullâh Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam telah katakan:

وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا

"Al-Qur'ãn adalah hujat bagimu atau hujat atasmu, setiap manusia berusaha, maka ada orang yang menjual dirinya sehingga membebaskannya atau menghancurkannya."

Ibnu Abî Dunyâ meriwayatkan dari Abû Ishâq Al-Fazarî bahwasanya beliau menyebutkan kepada Ibnul Mubârak tentang seorang temannya yang telah mengumpulkan ilmu lebih banyak darinya. Ketika akan mati, dikatakan kepadanya untuk mengucapkan kalimat Tauhîd maka orang tersebut terasa sangat berat untuk mengucapkannya hingga tidak mengucapkannya, ketika ada orang lain mengajaknya berbicara dengan suatu pembicaraan maka ringan baginya untuk berbicara, lalu dia mati di atas pembicaraannya yang bukan mengucapkan kalimat Tauhîd. Ditanyakan tentang apa yang menjadi penyebab sampai orang tersebut berat mengucapkan kalimat Tauhîd, ternyata penyebabnya karena dia tidak berbakti kepada orang tuanya, penyebabnya karena dia durhaka kepada orang tuanya. 

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir pada tanggal 16 Jumâdal Ãkhirah 1439 di Kemang Pratama Bekasi. 

⛵ https://t.me/majaalisalkhidhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar