Halaman

Rabu, 25 Desember 2019

BEDA SHALAT KUSÛF DAN SHALAT BIASANYA


✉️ Pertanyaan:
'Afwân Ustâdz, mau bertanya mengenai kaifiyat shalat gerhana? Bolehkah masbûq? Dan hitungan mendapatkan satu raka'at pada rukû' yang pertama atau kedua Ustâdz?

🎙 Jawaban:
Tata cara shalat kusûf sama dengan tata cara shalat yang biasanya, perbedaannya hanya pada rukû', shalat kusûf rukû'nya dua kali dalam satu raka'at sebagaimana disebutkan di dalam hadîts 'Âisyah Radhiyallâhu 'Anhâ:

جَهَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ، فَإِذَا فَرَغَ مِنْ قِرَاءَتِهِ كَبَّرَ فَرَكَعَ، وَإِذَا رَفَعَ مِنَ الرَّكْعَةِ قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ. ثُمَّ يُعَاوِدُ الْقِرَاءَةَ فِي صَلاَةِ الْكُسُوفِ، أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ

"Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam mengeraskan bacaannya di dalam shalat kusûf, apabila beliau telah selesai dari bacaannya maka beliau bertakbîr lalu rukû', apabila beliau bangkit dari rukû' maka beliau mengucapkan "Sami'allâhu liman hamidah, Rabbanâ Walakal hamdu" kemudian beliau kembali membaca bacaan di dalam shalat kusûf. Shalat kusûf empat kali rukû' dan empat kali sujûd di dalam dua raka'at." Riwayat Al-Bukhârî (no. 1065) dan Muslim (no. 2129). 

Shalat gerhana hanya dua raka'at, adapun riwayat yang menyebutkan lebih dari dua raka'at maka riwayat tersebut diperbincangkan derajatnya, karena shalat kusûf dilakukan oleh Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam hanyalah sekali semasa hidupnya, yaitu dua raka'at saja. 

Adapun yang masbûq maka kewajibannya adalah menyempurnakan raka'at yang tertinggal darinya, ini berdasarkan keumuman hadîts:

فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا

"Raka'at mana saja kalian dapati maka shalatlah kalian, dan raka'at mana saja yang terluputkan dari kalian maka sempurnakanlah oleh kalian." Riwayat Al-Bukhârî (no. 635) dan Muslim (no. 1393) dari Abû Qatâdah Radhiyallâhu 'Anhu. 

Seorang ma'mûm teranggap mendapatkan raka'at pada shalat kusûf, ketika dia mendapati imâm berdiri sebelum rukû' yang pertama, adapun kalau dia mendapati imâm berdiri setelah rukû yang pertama maka dia tidak teranggap mendapatkan raka'at, karena kedua rukû' pada setiap raka'at merupakan rukun shalat kusûf, barangsiapa meninggalkannya dalam suatu raka'at maka dia harus mengulangi raka'at tersebut. 

Dijawab oleh:
Al-Ustâdz Muhammad Al-Khidhir Hafizhahullâh saat kajian Tematik di masjid Baiturrahman Kemang Pratama 3 Bekasi pada tanggal 11 Jumadal Úlâ 1439. 

⛵ https://telegram.me/majaalisalkhidhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar